Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamendag Sebut Game Online Potensial Ekspor

Kompas.com - 09/02/2021, 12:24 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut produk game online merupakan salah satu produk digital yang memiliki potensi besar untuk diekspor.

Namun, produksinya di Indonesia masih belum optimal dalam mendorong perekonomian.

Game online salah satu produk digital yang potensinya luar biasa. Kalau kita berkaca dari negara lain seperti China, Korea Selatan, itu mereka memproduksi dan mengekspor game online ke mancanegara dan memberikan banyak penghasilan untuk negara masing-masing,” kata Jerry dalam webinar Research Talk 2021 "Refleksi dan Pemulihan Kinerja Perdagangan Indonesia" yang ditayangkan virtual, Selasa (9/2/2021), dikutip dari Antara.

Baca juga: Pemerintah Bakal Genjot Industri Kreatif Sub-Sektor Digital Game

Jerry menyampaikan, saat ini Indonesia belum bisa mengkapitalisasi produk-produk digital secara maksimal.

Namun, ia menegaskan saatnya Indonesia memulai untuk mengembangkan game online.

“Ini harus dimulai dan salah satu yang bisa dikembangkan adalah game online. Kalau kita berkaca dari negara-negara lain, potensinya luar biasa besar,” kata Jerry.

Pada satu kesempatan, Jerry mengunjungi sebuah pengembang game online yang potensial di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki kemungkinan besar untuk mengikuti jejak China dan Korea Selatan dalam mengembangkan game online.

Baca juga: Cetak Laba Tertinggi di Industrinya, Saham BBCA Diborong Asing Pagi Ini

Ia memaparkan bagaimana game online dapat mendatangkan keuntungan, meskipun produk tersebut dapat diunduh secara gratis melalui gawai masing-masing.

“Mungkin kita download-nya gratis. Tetapi begitu kita mainkan, biasanya beberapa fitur yang ada di game tersebut hanya bisa digunakan kalau kita sudah membayar,” papar Jerry.

Harganya mungkin murah, hanya sekitar Rp10.000.

Namun, jika yang memainkan misalnya ada 10 juta orang atau 100 juta orang, tentu jumlahnya menjadi besar.

“Jadi memang ekspor itu bisa dikembangkan dalam suatu produk yang digital,” kata Jerry.

Baca juga: Vaksinasi Mandiri, Pengusaha: Tak Ada Potong Gaji

Menurut politisi Partai Golkar itu, ekspor produk digital jauh lebih efisien ketimbang mengekspor produk konvensional seperti migas dan non-migas, karena hanya membutuhkan perangkat gawai.

“Ini sesuatu yang bisa kita renungi dan diskusikan bersama. Sebab, ke depannya, banyak hal yang serba digitalisasi. Ini yang coba kita lihat dan kita dalami,” pungkas Jerry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com