JAKARTA, KOMPAS.com - Ekspor minyak kelapa sawit beserta turunannya mengalami penurunan sepanjang tahun lalu, akibat dari kebijakan pembatasan selama pandemi Covid-19.
Namun, jika dilihat nilainya, ekspor minyak sawit beserta turunannya pada 2020 mengalami kenaikan.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan, berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), realisasi volume ekspor minyak sawit pada tahun lalu hanya mencapai 34 juta metrik ton, turun 9 persen dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga: Kelapa Sawit Dituding Jadi Perusak Hutan, Ini Respon Pemerintah
Akan tetapi, nilai ekspor dari komoditas itu justru mengalami kenaikan sebesar 13,6 persen secara tahunan, menjadi 22,97 miliar dollar AS atau setara Rp 321,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dollar AS) pada 2020.
"Dari sisi nilai ini meningkat, disebabkan kenaikan harga-harga produk kelapa sawit di tahun 2020," ujar Eddy dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (10/2/2021).
Menurut Eddy, dengan realisasi tersebut, minyak kelapa sawit memiliki peranan yang besar terhadap perekonomian nasional.
Pasalnya, minyak sawit memiliki rata-rata porsi sebesar 14,19 persen terhadap total ekspor komoditas nonmigas nasional.
Komoditas kelapa sawit juga disebut memberikan peranan penting terhadap perekonomian dilihat dari sisi penerimaan pajak negara.
Baca juga: Airlangga Sebut Kelapa Sawit Komoditas Paling Efisien Gunakan Lahan
Berdasarkan data BPDPKS, rata-rata industri minyak kelapa sawit menyetorkan pajak Rp 14 triliun hingga Rp 20 triliun per tahunnya.
"Ini peranan sektor sawit begitu signifikannya terhadap perekonomian di Indonesia," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.