Rasio temuan kasus positif (positive rate) di Indonesia pun menurun. Namun dengan angka yang di atas 20 persen masih jauh di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO yaitu maksimal 5 persen.
Di sisi lain, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro yang diterapkan pemerintah pekan ini akan berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi.
Menurut Ibrahim, salah satu yang akan terangkat adalah meningkatkan penjualan ritel yang sempat tertekan pada masa pemberlakuan PPKM sebelumnya.
Baca juga: Dibayangi Sentimen Positif, Berikut Analisis Saham GIAA, BRIS dan ERAA
Pasalnya, dengan kebijakan PPKM mikro, jam buka toko diperpanjang dari yang sebelumnya hanya boleh sampai pukul 20.00 menjadi 21.00 WIB.
"Bertambahnya kapasitas dine-in di restoran serta penambahan kapasitas work from office (WFO) juga berkontribusi pada peningkatan omset harian," jelas dia.
Ibrahim mengatakan, saat ini Indonesia belum saatnya untuk bersenang-senang dulu. Apalagi pekan ini ada libur panjang perayaan Tahun Baru Imlek.
Meski sudah ada anjuran dari pemerintah untuk dirumah saja, tetapi sulit untuk membendung keinginan orang untuk bepergian.
"Selepas libur panjang biasanya ada kenaikan kasus baru mencapai 30-40 persen. Jika aktivitas dan mobilitas warga meningkat saat libur panjang pekan ini, maka bukan tidak mungkin jumlah pasien baru bakal bertambah signifikan," tambah dia.
Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan tujuan bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.