Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Tambang Makin Kinclong, Saham Andalan Kaesang Melesat 7,3 Persen

Kompas.com - 10/02/2021, 17:15 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pertambangan sore ini menopang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini.

Sektor mining berhasil mencatat kenaikan 1 persen, namun lebih rendah daripada sektor aneka industri yang menguat 1,2 persen.

Melansir RTI, beberapa emiten perusahaan tambang seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Timah Tbk (TINS) mencatat kenaikan harga saham sore ini.

Baca juga: Erick Thohir Tak Mau Garuda Indonesia “Ditekan” Leasing Pesawat

Sebagai saham andalan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep, saham ANTM meroket 7,3 persen di level Rp 2.930 per lembar saham.

Bulan lalu, dalam cuitan di Twitter Kaesang meramal ANTM berpeluang tembus ke level 4.000 per saham.

Sore ini ANTM mencatatkan total transaksi sebesar Rp 4,01 triliun dengan volume 1,4 miliar saham. Asing catatkan aksi beli bersih aaham ANTM Rp 196,6 miliar di seluruh pasar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, penguatan saham ANTM sore ini terjadi pasca-ANTM masuk dalam indeks MSCI Global Standard, yang sebelumnya posisi tersebut milik PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).

"Mengenai ANTM, para pelaku pasar mengapresiasi masuknya ANTM dalam list MSCI Global Standard Indexes. Di sisi lain, para pelaku pasar optimis bahwa tren harga komoditas emas pada tahun ini masih cenderung positif," kata Nafan kepasa Kompas.com.

Baca juga: Erick Thohir: Harga Sewa Pesawat yang Dilakukan Garuda Salah Satu yang Paling Mahal di Dunia

Kenaikan harga saham ANTM juga tidak lepas dari transaksi pembelian 400.000 lembar saham oleh Komisaris Utama ANTM, Arif Baharudin.

Dalam keterbukaan informasi di BEI, Arif membeli saham ANTM pada level Rp 2.500 per lembar saham.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, sektor tambang seperti ANTM, TINS dan VALE sejak pertengahan tahun 2020 sudah mulai menguat terdorong kenaikan harga komoditas seperti emas, peek dan nikel.

Saham INCO sore ini ditutup menguat 1,26 persen di level 6.025 per saham, dan TINS menguat 1,4 persen di level Rp 2.100 per saham.

"Sejak pertengahan 2020, memang sudah menguat didukung sentimen komoditas terutama emas perak, timah nikel yang memang rebound signifikan," kata Wahyu.

Di sisi lain, dengan adanya wacana Tesla berinvestasi di Indonesia atau wacana kerjasama dari negara lainnya juga menjadi sentimen positif sejak 2020.

"Pandemi tidak menjadi hambatan, justru malah sebaliknya makin mendorong harga. Jadi wajar mereka masih akan bagus tahun ini," jelas dia.

Disclaimer: Artikel ini dibuat dengan tujuan bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com