Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Padi di Kalteng, Mentan: Lawan Covid-19 dengan Pangan yang Cukup

Kompas.com - 10/02/2021, 21:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan ke proyek lumbung pangan (food estate) di Desa Gadabung Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada hari ini Rabu (10/2/021).

Kunjungan tersebut untuk meninjau langsung progres panen padi yang berlangsung di Pulang Pisau.

Syahrul mengatakan, food estate merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia.

Baca juga: Mentan Bantah Rumor Proyek Food Estate Kalteng Gagal Panen

Sehingga lahan-lahan marjinal seperti rawa pasang surut pun dioptimalkan untuk menggenjot produksi padi melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas dengan teknologi modern.

"Sebagaimana arahan Presiden Jokowi, kita harus menggunakan cara-cara baru dengan pendekatan teknologi dan memperluas skala cara bertani," ujar Syahrul dalam keterangannya.

Sebagai informasi, total areal food estate di Kalteng seluas 164.598 hektar. Namun, untuk lahan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau sendiri luasnya mencapai 10.000 hektar.

Hanya saja pemerintah baru berhasil menanam di lahan seluas 9.630 hektar, sehingga memang terdapat 370 hektar lahan food estate di Kabupaten Pulang Pisau yang belum di tanam. Salah satu kendalanya karena sebagian lahan masih tergenang air akibat hujan.

Menurut Syahrul, proyek food estate di Kalteng bisa menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Tapi memang tantangan yang dihadapi adalah serangan hama, cuaca ekstrem, dan kerajinan petani yang turut mempengaruhi produksi.

Adapun hasil panen padi di Kalteng diyakini rata-rata bisa mencapai 5 ton per hektar, meski ada beberapa areal yang produksinya tidak optimal karena serangan hama tikus. Dengan panen ini maka akan menambah pasokan beras dalam negeri.

"Kalau di lahan rawa hasil panennya bisa 5 ton per hektar, itu sangat membanggakan. Oleh karena itu, melawan Covid-19 dengan bukan hanya dengan vaksin tapi juga dengan ketersediaan pangan yang cukup," kata dia.

Ia mengakui, dalam memproduksi hasil pertanian seringkali dihadapkan permasalahan. Sehingga pengelolaan dan penanganan pertanian setiap daerah memang tidak bisa disamakan.

Oleh sebab itu, dalam menghadapinya diperlukan kerja sama setiap pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun petani, untuk mendorong produksi pertanian agar bisa lebih optimal.

"Persoalan pertanian itu selalu dinamis. Jadi, kelompok tani harus lebih kuat. Hal yang perlu diperhatikan adalah saling kerja sama dan sempurnakan yang kurang," kata Syahrul.

Sementara itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menilai, program food estate tahun di Kalteng yang sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu itu, telah berjalan cukup baik dan lancar.

Baca juga: Antisipasi Cuaca Buruk, Mentan Ajak Petani Manfaatkan Asuransi

Ia mengatakan, total lahan yang sudah di panen pada food estate Kalteng secara keseluruhan saat ini mencapai 2.875 hektar dari total luas lahan yang ditaman 18.879 hektar.

"Angka ini tentunya setiap hari akan terus bertambah," imbuhnya.

Terkait isu gagal panen yang sempat beredar, ia mengatakan, pemerintah daerah beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) telah meninjau langsung kondisi di lapangan. Ia mengakui, memang terjadi permasalahan di tahap awal.

"Kami sudah mengunjungi empat titik. Memang, dalam tahap awal membangun, ada kekurangan. Tapi dengan dukungan pemerintah pusat, Insyaallah program ini akan lebih baik dan bisa menjadi contoh nasional," tutup Sugianto.

Baca juga: Kementan Klaim Proyek Food Estate di Kalteng Sukses

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com