Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Kampus Merdeka Melawan "Employee Mindset" | Bullying di Sekolah | Pendidikan Plagiarisme dalam Kurikulum

Kompas.com - 11/02/2021, 04:13 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Kampus Merdeka yang resmi baru saja diluncurkan pada Selasa (9/2/2021) yaitu Kampus Mengajar 2021 dibuat agar para mahasiswa dapat magang mengajar di sana.

Dalam pembukaan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan supaya mahasiswa bisa mengajar adik-adik Sekolah Dasar (SD) selama 12 minggu di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

Apalagi selama pandemi covid-19 ini banyak sekali pelajar yang terdampak dan orangtua yang mengawasi pembelajaran jarak jauh kesulitan.

Oleh karena itu, harapannya bagi mahasiswa dalam program Kampus Merdeka ini bisa lebih mengasah kepemimpinan dan kematangan sosial.

Akan tetapi masih ada yang masalah yang dihadapi, seperti 'employee mindset' dikalangan banyak mahasiwa selama ini.

Berikut 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana pada rubrik Edukasi:

1. Mampukah Kampus Merdeka Melawan "Employee Mindset" di Kalangan Mahasiswa?

Kompasianer Yupiter Gulo melihat, dengan beban belajar yang memuat hingga 147 SKS bagi strata-1 dengan durasi paling cepat 4 tahun, program Merdeka Belajar itu tidaklah mudah.

Terlebih, ada masalah yang sesungguhnya tampak: employee mindset di kalangan mahasiswa.

"Menargetkan agar mahasiswa setelah lulus tidak lagi sibuk mencari pekerjaan, tetapi sibuk menciptakan peluang kerja. Bukan sibuk mencari gaji bulanan tetapi concern memberikan gaji kepada karyawan," tulis Kompasianer Yupiter Gulo.

Lantas bagaimana agar ini bisa berjalan beriringan? (Baca selengkapnya)

2. Seberapa Kusamkah Wajah Kampus Kita?

Kompasianer Erkata Yandri menuliskan pertanyaan menarik terkait jurnal: mengapa masalah publikasi di Indonesia selalu menarik untuk dipertanyakan? Mengapa ada sebutan jurnal abal-abal?

Hal tersebut jadi semakin menarik karena ketika masih banyak pernyataan tak terjawab, justru kampus-kampus di Indonesia seperti berlomba dalam melakukan publikasi jurnal-jurnal ilmiah.

Maka, tulis Kompasianer Erkata Yandri mau tidak mau masing-masing kampus harus menggenjot kinerjanya agar terlihat kinclong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com