Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Optimistis Kredit Bank Tumbuh 7-8 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 11/02/2021, 14:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan kredit bank mencapai 7-8 persen sepanjang tahun 2021.

Hal ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia sebesar 7-9 persen dan pertumbuhan kredit pada Rencana Bisnis Bank (RBB) sebesar 7,13 persen.

"Saya optimis bahwa kredit tumbuh 7-8 persen, saya optimis," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana dalam Money Talks CNBC, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Pesan OJK ke Dirut BSI: Semua Produk Keuangan Konvesional Harus Ada dan Lebih Murah

Heru menuturkan, proyeksi pertumbuhan kredit itu didukung oleh kelancaran vaksinasi Covid-19 dan penanganan pandemi yang diharapkan bisa terus menurun.

Bila berjalan baik, aktivitas ekonomi akan pulih sehingga permintaan kredit dari korporasi dan masyarakat pun berangsur lebih tinggi.

Bahkan, menurut Heru, kredit bisa tumbuh lebih positif jika likuiditas yang digelontorkan oleh bank sentral terus berjalan longgar.

"Kalau recovery ekonomi terjadi cepat, permintaan kredit tumbuh, dan pelonggaran likuiditas masih seperti sekarang, saya optimis. Vaksinasi yang berjalan efektif membuat roda ekonomi naik pada semester II 2021, saya optimis kredit sampai dengan 7 persen," ungkap Heru.

Namun, Heru tak memungkiri, kredit bisa saja lebih rendah dari 7 persen.

Baca juga: OJK: Ada 6 Bank Syariah Bermodal Inti di Bawah Rp 2 Triliun

Dia memproyeksi, kredit mungkin hanya bisa tumbuh 5 persen bila vaksin berjalan lambat dan permintaan pembiayaan masih lesu.

"Tapi saya optimis vaksin berjalan baik, dan (terkait) demand, berbagai pihak sudah mengusahakan tumbuh. Saya yakin kredit 7-8 persen di tahun 2021," pungkasnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan kredit masih terkontraksi -2,41 persen (yoy) dan 0,63 persen (mtm) hingga Desember 2020.

Terkontraksinya pertumbuhan kredit sangat dipengaruhi oleh penurunan baki debet korporasi besar yang disebabkan oleh belum optimalnya kapasitas produksi.

Pelemahan kapasitas produksi terjadi akibat masih lemahnya demand.

Baca juga: TikTok Cash Resmi Diblokir, Ini Penjelasan Kominfo dan OJK

Beberapa korporasi pun memiliki kebijakan mengurangi baki debet pinjaman dalam rangka mengurangi beban bunga.

Penurunan kredit sedikit banyak menyebabkan NIM perbankan turun, sehingga pertumbuhan laba bersih bank tahun 2020 terkontraksi -33,08 persen (yoy).

Kontraksi paling dalam terjadi pada Bank BUMN yang terkontraksi -50,07 persen.

Berdasarkan BUKU, pertumbuhan laba bersih BUKU 1 dan BUKU 4 terkontraksi paling dalam masing-masing -56,5 persen dan -37,14 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com