Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Kontrak Rp 4,6 Triliun dari NASA, Perusahaan Elon Musk Akan Kirim Benda ke Orbit Bulan

Kompas.com - 11/02/2021, 16:56 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk yang juga bos Tesla, baru saja mendapatkan kontrak besar dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) senilai 330 juta dollar AS atau Rp 4,6 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Melansir CNN, Kamis (11/2/2021), kontrak tersebut untuk kebutuhan peluncuran dua bagian penting dalam pembuatan stasiun luar angkasa masa depan dalam orbit Bulan bernama Gateway.

Proyek Gateway atau Lunar Orbital Platform-Gateway (LOP-G) merupakan bagian dari program antariksa Artemis yang dicanangkan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Apa Itu Dogecoin, Mata Uang Kripto Lelucon yang Dipromosikan Elon Musk


Targetnya mendaratkan astronot pria dan wanita ke permukaan bulan pada tahun 2024.

Itu sekaligus akan menandai pertama kalinya manusia kembali menginjakkan kaki di Bulan sejak program Apollo NASA berakhir hampir lima dekade lalu.

SpaceX bakal meluncurkan elemen dasar Gateway, mencakup modul silinder yang akan berfungsi sebagai tempat tinggal astronot, serta unit besar berbentuk kotak yang akan berfungsi memberikan layanan tenaga dan komunikasi ke stasiun luar angkasa.

Pengiriman dilakukan dengan roket Falcon Heavy.

Roket komersial yang diklaim paling kuat di dunia karena mampu membawa muatan besar di orbit dan digunakan untuk mendukung misi perjalanan ruang angkasa ke bulan atau Mars.

"Peluncuran akan dilakukan paling cepat pada Mei 2024," ungkap NASA dalam keterangannya pada beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ke Elon Musk, Jokowi Tawarkan Indonesia sebagai Tempat Peluncuran Roket SpaceX

Kesepakatan antarkeduanya semakin memperjelas bahwa rencana membangun permukiman manusia di bulan akan sangat bergantung pada roket SpaceX, yang memang diketahui memakan biaya lebih murah dari roket perusahaan lainnya.

Sebelumnya, untuk mendukung program Artemis sudah dilakukan persiapan dengan roket kelas berat bernama Space Launch System (SLS), buatan United Launch Alliance, perusahaan patungan antara Lockheed Martin dan Boeing.

Namun, uji coba SLS yang direncanakan berjalan pada 2017 harus mundur pada 2021.

Di sisi lain, biaya yang mahal dari roket tersebut turut membuat banyak pihak berpendapat bahwa NASA harus beralih ke roket komersial yang lebih siap terbang dan berbiaya murah.

Baca juga: Berkat Tweet Elon Musk, Dogecoin Menguat ke Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Adapun dalam program Artemis, rencananya astronot pergi lebih dahulu ke Gateway, baru kemudian menuju permukaan bulan dengan perangkat pendaratan lainnya.

Di sisi lain, SpaceX juga merupakan salah satu dari beberapa perusahaan transportasi luar angka yang bersaing untuk mendapatkan kontrak dalam proyek NASA, yaitu terkait penyediaan kendaraan yang akan mengantarkan astronot dari Gateway ke permukaan bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com