Misalnya kamu di divisi digital marketing lewat kemampuan berpikir kritis telah membuat satu metode pemasaran yang lebih tepat sasaran. Sehingga menaikkan traffic kunjungan ke website dan mencapai target penjualan setiap bulan.
Dengan begitu, kamu bukan hanya memperkuat kerja tim, tetapi ikut mengangkat kinerja tim kamu secara keseluruhan.
Baca Juga: Kenali Manfaat dan Tips Membangun Team Building Agar Karir Melesat
Berpikir kritis bukan hanya ada pada dirimu. Rekan kerja yang lain pun pasti memiliki kemampuan tersebut.
Saat kamu berpikir kritis, kesampingkan ego. Bahwa apa yang kamu pikirkan dan utarakan bisa saja dibantah oleh rekan kerja lain yang tidak sepemikiran denganmu atau punya opini berbeda.
Sah-sah saja. Semua orang berhak berargumen. Jangan maunya menang sendiri. Kamu harus bisa menghargai dan menghormati pendapat orang lain.
Siapa tahu dengan banyaknya pemikiran darimu dan rekan kerja yang lain dapat ditemukan solusi atas sebuah masalah.
Peluang peningkatan karier bisa datang darimana saja, termasuk dari kebiasaanmu berpikir kritis di kantor. Pada dasarnya, perusahaan senang dengan tipe orang yang seperti ini.
Berpikir kritis yang positif, buat kemajuan perusahaan. Bukan untuk menjatuhkan rekan kerja ataupun atasan.
Dari hasil kontribusi pemikiran kritis, kamu bisa diuntungkan. Entah itu kenaikan gaji, mendapatkan bonus, maupun promosi jabatan ke posisi lebih tinggi.
Mungkin saja kamu dipercaya untuk memegang jabatan penting di perusahaan, sebab pimpinan melihat kamu punya kemampuan lebih sehingga dapat membawa perusahaan mencapai target atau visi misinya.
Ada yang Nyinyir, Jangan Pedulikan!
Orang-orang yang berpikir kritis di kantor, rentan di bully, ditindas, di nyinyirin, atau tidak disukai. Ya, karena dianggap sok pintar, sok jago, banyak omong, bahkan bisa mengancam posisi rekan kerja.
Jika kamu menjadi pusat perhatian dari rekan kerja yang tidak menyukaimu karena berpikiran kritis, tak usah pedulikan. Anggap saja mereka toxic. Mereka iri karena tidak punya kemampuan itu.
Jadi tetaplah menjadi dirimu sendiri dengan pribadi dan pola pikir kritis. Asah terus kemampuan berpikir kritismu agar semakin meningkat.
Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.