Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Kisah Hidup Pablo Escobar, Bandar Narkoba Terkaya di Dunia

Kompas.com - 15/02/2021, 07:51 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber BBC,Forbes

KOMPAS.com - Bicara gembong narkoba terkaya di dunia, orang akan menyebut nama Pablo Escobar. Dia merupakan bandar kokain kelas kakap yang tercatat pernah menjadi orang terkaya di dunia.

Pablo Escobar adalah pemimpin Kartel Medellin dari Kolombia yang memonopoli peredaran narkoba jenis kokain di Miami dan sejumlah kawasan di Amerika Latin. Bahkan, di puncak kejayaannya, kartelnya memasok 80 persen kokain di seluruh dunia.

Sosoknya sangat kontroversial. Selain sebagai bandar narkotik, namanya kesohor di tengah masyarakat miskin Kolombia karena banyak yang menganggapnya sebagai pahlawan. Dia dianggap sangat dermawan terhadap orang-orang miskin.

Sepanjang hidupnya, dia banyak mendonorkan uangnya untuk pembangunan gereja, sekolah, perumahan orang miskin, lapangan sepak bola, dan membagi-bagikan uang di setiap kesempatannya bertemu masyarakat kelas bawah. Dia digelari sebagai 'Robin Hood' dari Kolombia.

Baca juga: Ini 7 Perusahaan Pembuat Mobil Terbesar di Dunia

Terpilih jadi anggota kongres

Pablo Escobar adalah seorang ambisius. Pria dengan nama lain Pablito ini pernah menjadi Anggota Dewan Dewan di parlemen Kolombia. Masuk ke Kongres dilakukan untuk melapangkan jalan bagi dirinya yang berkeinginan menjadi Presiden Kolombia.

Sayangnya, dua tahun kemudian dia mengundurkan diri setelah bisnis gelapnya dibeberkan politisi yang juga Menteri Kehakiman Kolombia Rodrigo Lara. Belakangan, Lara ditembak dalam sebuah insiden di jalan atas perintah Escobar.

Kisah hidupnya yang menarik diangkat di beberapa layar lebar. Sebut saja serial Netflix berjudul Narcos yang tayang belum lama ini (film Pablo Escobar)

Dilansir dari Forbes, Senin (15/2/2021), Pablo Escobar sempat masuk dalam daftar orang terkaya dunia selama 7 tahun berturut-turut dari tahun 1987 sampai 1993 di urutan ke-7. Forbes mencatat kekayaan bersihnya pada tahun 1988 sudah mencapai sebesar 3 miliar dollar AS. Kekayaan terus bertambah dari ke tahun. 

Baca juga: Profil Sukanto Tanoto, Raja Sawit yang Beli Bekas Istana Raja Jerman

Bisnis kokain di Medellin dimulai tahun 1970-an. Para penyelundup narkotik asal Chile memindahkan fasilitas produksinya di Kolombia setelah diktator Chile Jenderal Agusto Pinochet memberangus pabrik-pabrik kokain di negaranya.

Saat itu, justru permintaan kokain tengah meledak di kota-kota di AS. Kartel Medellin langsung mengisi permintaan besar kokain di Negeri Paman Sam, terutama melalui Miami, Florida. Melimpahnya daun koka di hutan-hutan Kolombia, bahan baku kokain, membuat Kartel Medellin bisa meningkatkan produksi kokain dengan cepat.

Kaya di usia muda

Kekayaan Pablo Escobar langsung melejit sejak terjun ke bisnis kokain. Di usia yang baru 26 tahun, dia sudah memiliki simpanan uang sebesar 3 juta dollar AS. Kekayaannya terus berlipat. Kartelnya bisa meraup 420 juta dollar AS per minggu atau 22 miliar dollar AS per tahunnya.

Saking kayaknya, Pablo Escobar menawarkan diri untuk membayarkan utang Kolombia sebesar 10 miliar dollar AS dengan syarat pemerintah menghapus perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Ini Kebutuhan CPNS dan PPPK 2021, Pendaftaran Dimulai Mei

Escobar sendiri mati-matian agar tidak berakhir di penjara Paman Sam karena tuduhan sebagai pengedar narkoba di AS. Dia disebut-sebut mendanai gerakan komunis Kolombia, M-19, untuk menyerang Mahkamah Agung untuk menekan pemerintah.

Pemerintah Kolombia sendiri tak tinggal diam. Presiden Cesar Gaviria Trujillo mengerahkan polisi dan tentara untuk menghabisi Kartel Medellin. Bentrokan aparat keamanan dan kartel berakhir dengan jatuh korban ribuan orang di kedua belah pihak.

Upaya lain Pablo Escobar agar tidak diekstradisi ke AS adalah menawarkan dirinya untuk dipenjara di La Catedral, sebuah penjara yang dibuatnya sendiri. Pemerintah Kolombia setuju dengan tawarannya.

Halaman:
Sumber BBC,Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com