Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Perbankan Saat Ini Disebut Sama dengan Masalah Subway di AS, Kok Bisa?

Kompas.com - 16/02/2021, 13:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi finansial (financial technology/fintech) semakin kompleks.

Industri perbankan bahkan melakukan sejumlah aksi korporasi dengan menjalin kerja sama dengan fintech atau membentuknya sendiri.

Pakar financial technology, Poltak Hotradero mengatakan, hal itu menjadi bukti bahwa kegiatan yang terkait dengan perbankan menjadi sangat penting.

Baca juga: Vaksin Produksi Bio Farma Akan Digunakan untuk Anggota TNI, Polri, dan Guru

Namun, industri perbankan yang menjadi sektor keuangan paling raksasa bisa saja tak relevan.

"Bank bisa enggak relevan. Inilah masa depan yg ada di hadapan kita. Kegiatan bagaimana kita memperoleh pinjaman, menyimpan uang, berinvestasi, dan melindungi diri kita, kegiatan yang selama ini disediakan bank akan menjadi sangat luas tanpa harus terpaku pada perbankan," kata Poltak dalam peluncuran Fintech Academy di Unika Atma Jaya secara virtual, Selasa (16/2/2021).

Poltak menilai, masalah yang ada di perbankan saat ini sama seperti subway alias kereta bawah tanah di New York.

Kereta bawah tanah yang sudah lebih dari 100 tahun itu tidak berubahkarena tidak ada pembaruan.

Perubahan menjadi demikian susah, sebab pengguna transportasi itu sangat banyak dengan frekuensi yang tinggi pula.

Baca juga: Ini Direksi dan Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi

Tercatat ada sekitar puluhan juta warga yang menggunakan moda transportasi tersebut setiap minggunya.

Hal ini tak jauh berbeda dengan kondisi perbankan yang memiliki ratusan kantong cabang dengan aset yang luar biasa besar.

Bank akan semakin sulit beradaptasi bila enggan mengikuti perubahan zaman.

"Ini sama seperti bank yang kita lihat, sangat besar, pegawai banyak, masih menggunakan uang secara fisik, dan itu adalah beban bagi perbankan," ungkap Poltak.

Dia pun bertanya-tanya nasib bank-bank besar yang memiliki aset super jumbo.

Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Covid-19 yang Diproduksi di Bio Farma

Di AS misalnya, ada 15 bank besar dengan aset sekitar 13 triliun dollar AS.

Sementara aset seluruh bank di Indonesia tak kalah besar, sekitar Rp 6.500 triliun.

Sayang, belum semua bank yang ada di Indonesia mampu memenuhi tantangan zaman. Modal minim menjadi salah satu alasan.

Sedangkan, pada dasarnya, pelanggan ingin melakukan tranksaksi keuangan anti ribet di mana pun, fleksibel, mudah diakses, dan sesuai dengan beragam kebutuhan (customizable).

"Ini belum bisa dipenuhi (semua) bank. Dan ini jadi awal revolusi fintech ke depannya. Keadaan geografis menjadi tidak penting," pungkas Poltak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com