Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch: Penerimaan Negara yang Andalkan Ekspor Bahan Bakar Fosil Akan Merosot

Kompas.com - 16/02/2021, 17:44 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat, Fitch Ratings, memproyeksikan negara eksportir bahan bakar fosil seperti batu bara hingga minyak mentah akan mengalami penurunan penerimaan negara pada masa mendatang.

Penurunan tersebut sejalan dengan maraknya pengembangan energi bersifat ramah lingkungan.

Dalam laporan terbarunya, Fitch Ratings menyatakan, transisi menuju energi rendah karbon akan mengakibatkan ekspor komoditas bahan bakar fosil melemah. Dengan demikian, penerimaan kas negara dari komoditas tak terbarukan itu juga akan menurun.

Baca juga: Sudah Sampai Mana Kesiapan Pertamina Kelola Blok Rokan?

"Untuk negara yang tidak mempersiapkan transisi (energi baru terbarukan), risiko aset terdampar (tidak mencapai keuntungan masksimal) akibat perubahan iklim akan mengarah pada penurunan peringkat karena dampaknya menjadi semakin jelas," tulis Fitch Ratings, dikutip Selasa (16/2/2021).

Laju pelemahan permintaan bahan bakar fosil pun menjadi semakin tidak pasti. Kelebihan pasokan bahan bakar itu menjadi ancaman tersendiri, seiring dengan melemahnya permintaan dari berbagai negara.

Batu bara diprediksi akan mengalami penurunan permintaan lebih cepat ketimbang bahan bakar fosil lain, seperti minyak mentah dan gas. Produsen yang tidak bisa menekan biaya produksinya pun akan tersingkir terlebih dahulu.

Baca juga: Mobil Konvensional Dapat PPnBM 0 Persen, Bagaimana dengan Mobil Listrik?

"Negara dengan neraca dagang yang kuat dan kemampuan mendisersifikasi perekonomiannya akan berada di posisi yang lebih baik," tulis Fitch Ratings.

Dalam skenario yang masuk akal, transisi itu akan mirip seperti krisis pendapatan minyak seperti yang terjadi pada tahun 2013-2016 dan pada 2018-2020.

Selama periode tersebut, ada dua negara eksportir minyak bumi yang tercatat gagal bayar dan tiga lainnya diturunkan peringkatnya setidaknya empat tingkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com