Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kimia Farma Target Turunkan Impor Bahan Baku Obat

Kompas.com - 16/02/2021, 18:24 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kimia Farma berharap impor bahan baku obat (BBO) bisa turun hingga sekitar 23 persen pada 2024. 

Kimia Farma sudah membangun fasilitas produksi bahan baku obat yang berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dan sudah memiliki sertifikasi cara pembuatan bahan baku obat yang baik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) RI.

“Kita harapkan akan menurunkan impor BBO hingga sekitar 23 persen di tahun 2024 dengan terus melakukan pengembangan BBO lainnya,” ujar Direktur Utama PT Kimia Farma Verdi Budidarmo, dalam siaran pers, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Ada Pembebasan PPnBM, Harga Mobil Lebih Murah Rp 23 Juta

Pengembangan bahan baku obat dilakukan sesuai dengan prioritas kebutuhan nasional di mana sampai tahun 2020 telah berhasil memproduksi dan 9 item BBO.

Verdi menambahkan, dalam pengembangan BBO, PT Kimia Farma Tbk menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Korea Selatan yaitu Sung Wun Pharmacopia Co. Ltd., yang memiliki kapabiltas riset pengembangan BBO.

“Kerja sama ini memberikan kesempatan bagi para SDM kami untuk memperoleh transfer knowledge dan transfer technology dalam pengembangan dan produksi BBO,“ kata Verdi.

Ia mengatakan, dalam mewujudkan kemandirian khususnya kemandirian BBO dalam negeri, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Hal ini mengingat industri BBO di Indonesia bisa terbilang baru dan masih belum banyak industri yang mengembangkan.

Beberapa tantangan yang harus dihadapi industri BBO di Indonesia antara lain dari aspek economic of scale, teknologi, SDM dan juga dari sisi regulasi.

“Untuk pengembangan industri BBO ini ke depan, sebagai start up industry tentunya diperlukan dukungan dari seluruh pihak untuk menyelesaikan tantangan industri BBO yang saat ini masih kita hadapi, sehingga ke depan kemandirian industri BBO ini dalam upaya mengurangi ketergantungan impor khususnya impor BBO Farmasi dan penguatan industri farmasi dalam negeri,“ kata Verdi.

Baca juga: Pulihkan Perekonomian, Pemerintah Fokus Dorong Konsumsi Masyarakat

Pemerintah sendiri telah membentuk Holding BUMN Farmasi pada awal tahun 2020, dengan menetapkan PT Bio Farma (Persero) sebagai induk holding BUMN Farmasi, serta PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk menjadi anak usaha holding tersebut.

Pembentukan Holding BUMN Farmasi ini ditujukan untuk menguatkan kemandirian industri farmasi melalui fokus area pengembangan bahan baku obat sesua sumber daya masing–masing, meningkatkan ketersediaan produk dan menciptakan inovasi bersama untuk penyediaan produk farmasi, di samping untuk menurunkan impor bahan baku farmasi.

Sinergi dari tiga BUMN yang tergabung dalam Holding BUMN Farmasi ini, diharapkan dapat menurunkan impor bahan baku farmasi atau Active Pharmaceutical Ingredients (API) yang saat ini, lebih dari 90 - 95 persen bahan baku obat masih diimpor dari luar negeri.

Baca juga: Manajernya Jadi Direksi LPI, Ini Komentar Citi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com