JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini kontribusi UMKM terhadap kegiatan ekspor masih terbilang rendah. Dia menyebutkan angkanya masih berkisar di angka 14,37 persen.
"Kontribusi ekspor UMKM ini memang masih rendah. Ini saya kira menjadi PR kita bersama. Karena itu, saya kira tepat dengan agenda menambah 500.000 eksportir baru dan mungkin UMKM yang kita harapkan bisa bertambah lagi," ujarnya dalam peresmian program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500 Ribu Eksportir Baru di 2030 yang disiarkan secara virtual, Rabu (17/2/2021).
Menurut dia, dari angka ini, Indonesia tertinggal dari negara-negara APEC yang lain yang sudah mencapai kontribusi sebesar 35 persen.
Baca juga: 9 BUMN Gelontorkan Tender Senilai Rp 11,4 Triliun ke UMKM
Dia bilang, salah satu penyebabnya adalah karena sulitnya UKM untuk menembus pasar ekspor. Hal ini lantaran sulitnya persyaratan dokumen dan tidak adanya konsistensi akan kualitas produk.
"Selain itu, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala losgistik juga yang membuat UMKM sulit menembus pasar ekspor," ungkapnya.
Padahal, lanjut dia, sebagai salah satu negara agraris terbesar, Indonesia memiliki keunggulan yang komparatif jika dibandingkan dengan negara pesaing.
Oleh sebab itu, Teten berharap UKM Indonesia bisa menangkap peluang pasar global melalui produk potensial ekspor seperti pertanian, perikanan, furniture home decor, kosmetik, herbal product serta muslim fahsion.
"Saya berharap UKM dibantu oleh pemerintah bisa turut berkonsolidasi untuk menangkap peluang ini, berkontribusi dalam ekspor nasional," pungkasnya.
Baca juga: Pelaku UMKM Perlu Cermati 3 Alternatif untuk Memperoleh Modal Usaha
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.