Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Fiki Naki-Dayana, Ini Pentingnya Brand Hindari "Settingan" Para Influencer

Kompas.com - 18/02/2021, 10:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir dunia maya dihebohkan dengan perseteruan antara YouTuber Fiki Naki dengan seorang perempuan asal Kazakhstan, Dayana. Padahal keduanya sempat mendapat sorotan karena hubungan romantis.

Hubungan kedua influencer yang tengah naik daun itu rusak perkara kesepakatan endorse dari brand jasa ekspedisi, Shipper.

Rencananya Fiki mengirimkan barang dari Indonesia ke Kazakhstan sebagai hadiah valentine untuk Dayana lewat jasa Shipper.

Baca juga: Ini Strategi BMW untuk Merawat Eksistensi Brand

Pengiriman barang itu pun diposting keduanya dalam akun instagram, yang menunjukkan barang telah sampai dengan aman dan tepat waktu. Namun, pada akhirnya pihak Dayana merasa dirugikan karena pembayaran yang didapat tak sesuai kesepakatan awal.

Lantaran hal itu, Dayana pun mengungkapkan bahwa hadiah tersebut adalah 'settingan'. Artinya, barang tak benar-benar dikirimkan dari Indonesia ke Kazakhstan, melainkan Dayana hanya memposting foto yang dikirimkan Fiki padanya.

Lalu hal apa yang bisa dipelajari dari kasus Fiki-Dayana dalam hal reputasi brand?

Pengamat Marketing sekaligus Managing Partner Inventure, Yuswohady mengatakan, nyawa dari sebuah brand adalah kredibilitas atau kejujuran. Maka ketika sebuah brand diketahui tidak jujur akan langsung berimbas pada rusaknya reputasi.

"Jadi ketika brand dihancurkan oleh satu peristiwa seperti ini, maka sudah habislah reputasinya," ungkapnya kepada Kompas.com, dikutip Kamis (18/2/2021).

Dia mengungkapkan, dalam dunia marketing, iklan yang terjadi bersamaan dengan peristiwa otentik memiliki kekuatan atau pengaruh yang besar terhadap reputasi positif pada brand tersebut.

Baca juga: Ini Pentingnya Brand bagi Pelaku UMKM

Dalam kasus Fiki dan Dayana, kejadian mengirim barang dari Indonesia ke Kazakhstan merupakan peristiwa otentik, yang kemudian diselipkan penggunaan jasa Shipper sebagai iklan.

Rekayasa Brand Placement

Penempatan brand secara natural dalam peristiwa tersebut membuat kegiatan penggunaan jasa Shipper seolah-olah merupakan bagian kehidupan sehari-hari. Yuswohady menyebutnya seperti brand placement.

Konsep brand placement sudah ada sejak dahulu, yakni menempatkan brand melalui program media tertentu yang bertujuan meningkatkan visibilitas. Seperti dalam film James Bond yang selalu menggunakan mobil Aston Martin dalam setiap adegan.

"Ini kan kasusnya hampir sama seperti brand placement, jadi seolah-olah peristiwanya otentik, tapi brand-nya itu nyelip, kayak iklan terselebung," jelas dia.

Menurutnya, konsep iklan seperti itu adalah hal yang wajar. Sayangnya, tidak tepat bila dibarengi rekayasa peristiwa seperti yang dilakukan kedua influencer tersebut.

Yuswohady bilang, terkadang para brand manager mengambil pilihan berisiko tinggi, dengan melakukan rekayasa bersama influencer untuk mendapatkan eksposur yang tinggi. Di sisi lain, banyak pula influencer yang menerimanya karena bayaran cukup menguntungkan.

Baca juga: Hak Kekayaan Intelektual Penting untuk Brand Lokal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com