Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Saran Pengusaha agar Pemerintah Bisa Genjot Investasi

Kompas.com - 18/02/2021, 22:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bisa mencapai realisasi investasi sebesar Rp 900 triliun di 2021. Angka itu lebih tinggi dari target awal yang dipatok Rp 858,5 triliun

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, untuk bisa mencapai target investasi tersebut di tengah masa pandemi, pemerintah perlu memberikan berbagai insentif dan kemudahan berusaha bagi para penanam modal di Indonesia.

Hal itu diyakini akan menciptakan iklim usaha yang baik, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi para investor yang telah menanamkan dananya, maupun yang akan berinvestasi.

Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjadja Kamdani mengatakan, insentif yang diberikan bisa berupa fiskal, seperti tax allowance. Bisa pula non-fiskal, seperti pendampingan dan fasilitasi terhadap realisasi investasi di lapangan.

Menurut dia, saat ini masih ada beberapa kendala teknis yang dihadapi oleh para pelaku usaha dan perlu untuk segera diselesaikan oleh para pemangku kepentingan.

"Kalau itu tidak dapat diatasi, catatan investasi yang ada di BKPM akan banyak yang tidak terealisasi atau terhenti di lapangan karena adanya bottlenecking realisasi investasi,” ujar Shinta dalam keterangannya, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: Dari Rp 45.000 ke Rp 700 Juta, Ini Perjalanan Panjang Harga Bitcoin

Selain insentif, pemerintah juga dinilai perlu meningkatkan koordinasi antar kementerian. Dia bilang, saat ini masih ada pelaku usaha yang terbentur oleh kerumitan birokrasi.

Termasuk masalah ketidaksinkronan sikap kementerian-kementerian terkait investasi, ketidakjelasan dalam proses-proses persetujuan, serta permasalahan administratif.

"Akibatnya, banyak proposal investasi yang tidak dapat terealisasi. Hal ini sangat disayangkan, terlebih terjadi di masa pandemi Covid-19," imbuh dia.

Menurut Shinta, selain tidak ada insentif investasi yang lebih menarik untuk investor, kepastian berusaha serta iklim usaha yang efisien dan suportif terhadap peningkatan produktivitas juga lemah.

Oleh karena itu, lanjutnya, hal terpenting adalah reformasi struktural berkelanjutan untuk memastikan iklim usaha dan investasi Indonesia menarik di mata investor.

Ia mengatakan, berdasarkan catatan Apindo sudah banyak investor yang sebenarnya menaruh minat untuk berinvestasi di Indonesia pada tahun ini.

Mulai dari investasi di industri teknologi informasi, telekomunikasi, keuangan, hingga infrastruktur pendukungnya (enabler).

Selain itu, ada juga industri kesehatan. Termasuk pula industri yang menghasilkan produk-produk inovatif dengan eksternalitas negatif rendah, seperti kendaraan listrik.

“Investasi industri yang inovatif ini sangat baik. Namun perlu diperhatikan supply chain serta demand dari market-nya,” pungkas Shinta.

Baca juga: Daya Beli Masih Lemah, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Kredit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com