Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Pesan Jokowi Soal Kilang Tuban | Selamat Tinggal Lays, Cheetos, dan Doritos

Kompas.com - 19/02/2021, 07:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, mendadak menjadi miliarder setelah mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan dari proyek kilang yang digarap oleh PT Pertamina (Persero).

Proyek tersebut pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana, pada Sabtu, 21 Desember 2019.

Proyek ini disebut juga kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), yang berlokasi di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Baca juga: Jika Kaya Mendadak Seperti Warga Tuban yang Dapat Ganti Rugi Tanah, Apa yang Sebaiknya Dibeli?

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi pun melihat besarnya potensi kilang itu bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Jokowi juga punya pesan khusus kepada mereka, termasuk Ahok yang kala itu belum lama dilantik sebagai Komut.

Apa pesan Jokowi tersebut?

Pesan Jokowi soal pembangunan kilang Tuban memuncaki berita populer Money hari ini, Jumat (19/2/2021).

Selain itu, ada beberapa berita populer lainnya yang sayang Anda lewatkan.

1. Mengingat Lagi Pesan Jokowi ke Ahok Soal Kilang Pertamina di Tuban yang Bikin Kaya Mendadak

Saat berjunjung ke lokasi kilang TPPI, Desember 2019, Jokowi berpesan agar kilang tersebut bisa diselesaikan secepatnya.

Ia menargetkan pembangunan tidak lebih dari tiga tahun.

"Mintanya tadi 4 tahun, 3 tahun harus rampung semuanya. Entah itu dengan kerja sama, entah itu dengan kekuatan sendiri. Saya kira ada pilihan-pilihan yang bisa diputuskan segera.” kata Jokowi, sebagaimana dikutip dari laman Setneg, Kamis (18/2/2021).

Jokowi mengaku telah cukup lama menunggu penyelesaian kilang tersebut. 

Kilang TPPI sendiri sudah dibangun sejak lebih dari dua dekade lalu. Namun, kemudian tersendat karena beberapa masalah.

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

2. Nasabah Salah Transfer, Apakah Uang Bisa Ditarik Kembali? Begini Ketentuannya

Kasus salah transfer uang ke rekening lain sudah bukan hal baru. Beberapa individu atau bahkan bank tercatat pernah melakukan kekeliruan serupa.

Teranyar, Citibank yang berpusat di New York, AS, melakukan kesalahan transfer sebesar 500 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS) ke kreditur perseroan, perusahaan kosmetik Revlon.

Pihak bank sudah menempuh berbagai cara dengan meminta Revlon mengembalikan dana hingga membawa masalah kekeliruan transfer ini ke meja hijau.

Sayang, pengadilan tak mengizinkan salah satu bank dengan aset besar itu memulihkan dananya.

Berkaca dari kasus Citibank, bagaimana ketentuannya di Indonesia jika salah transfer terjadi karena kesalahan nasabah?

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

3. Siapkan Berkas, Ada Kuota 157.500 Rumah Subsidi Tahun Ini di BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan kuota Kredit Pemilikan Rumah ( KPR) bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan ( FLPP) sebanyak 157.500 unit rumah.

Hal ini tentu merupakan kabar gembira untuk para pencari rumah bersubsidi, utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Pasalnya, harga beli rumah setelah disubsidi menjadi lebih murah ketimbang harga normal.

Kuota subsidi untuk 157.500 unit rumah ini disiapkan untuk penyaluran sepanjang tahun 2021.

Untuk kuartal I 2021, perseroan mendapat kuota sebesar 6.000 unit rumah dari Kementerian PUPR.

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

4. Menkop Teten Panggil Shopee Terkait Seller Asal China "Mr Hu" yang Jual Produk Murah

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki memanggil salah satu pemain e-commerce, Shopee.

Panggilan ini menyusul dengan ramainya tagar #SellerAsingBunuhUMKM yang ramai di Twitter.

Dalam postingan di Twitter tersebut ,disebut-sebut ada salah satu seller yang berasal dari China dengan nama Mr Hu yang menjual berbagai produk kebutuhan rumah tangga dengan harga yang murah.

Hal ini dianggap akan menjatuhkan peluang UMKM untuk kembali bangkit.

"Bahwa fenomena Mr Hu ini diketahui dan untuk mendalami serta klarifikasi, hari ini, Kamis 18 Februari 2021, pukul 13.00 Kemenkop UKM akan mengundang pihak Shopee untuk menjelaskan lebih detai," ujar Teten saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

5. Sayonara, Lays dan Cheetos Dilarang Saingi Chiki dkk di Indonesia Selama 3 Tahun

Dalam waktu dekat, makanan ringan merek Lays, Cheetos, dan Doritos dipastikan tak akan beredar Indonesia.

Pasalnya, produksi tiga merek tersebut dihentikan mulai 18 Agustus 2020.

Kebijakan ini tidak lepas dari perubahan struktur kepemilikan produsen tiga merek tersebut, PT Indofood Fritolay Makmur (IFL).

Kini, Fritolay Netherlands Holding B.V. (Fritolay), afisiliasi dari PepsiCo Inc, tak lagi punya porsi saham di IFL.

Dengan adanya kebijakan ini, produk-produk semacam Lays, Cheetos, dan Doritos di bawah naungan PepsiCo tidak akan beredar di Indonesia selama tiga tahun.

Klik di sini untuk baca selengkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com