"Suku bunga belum turun apa karena premi risikonya? Premi risikonya masalahnya apa? Apa perlu penjaminan? atau SBDK-nya yang belum turun?," ucap Perry beberapa waktu lalu.
Setelah diteliti lebih lanjut, bank sentral menemukan alasan mengapa suku bunga kredit sulit sekali turun di masa pandemi ini. Rupanya, ada salah satu komponen yang angkanya masih tinggi, yaitu Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan.
Selama tahun 2020 di tengah penurunan suku bunga kebijakan BI-7DRRR dan deposito 1 bulan, SBDK perbankan baru turun sebesar 75 bps menjadi 10,11 persen.
Lambatnya penurunan SBDK lantas menjadi sebab masih tingginya spread SBDK dengan suku bunga BI7DRR dan deposito 1 bulan, masing-masing sebesar 6,36 persen dan 5,84 persen.
Berdasarkan pemaparan Perry, bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggungguli tingginya SBDK dari bank lain. SBDK bank BUMN mencapai dua digit, yaitu 10,79 persen.
Pada posisi selanjutnya ada BPD sebesar 9,80 persen, BUSN 9,67 persen, dan KCBA 6,17 persen.
Dari semua jenis kredit, SBDK di kredit mikro menjadi yang tertinggi sebesar 13,75 persen.
Suku bunga dasar yang lebih tinggi selain kredit mikro adalah kredit konsumsi non-KPR sebesar 10,85 persen, kredit konsumsi KPR 9,70 persen, kredit ritel 9,68 persen, dan kredit korporasi tercatat 9,18 persen.
Baca juga: Selain Kendaraan, DP 0 Persen Juga Berlaku untuk Rumah Mulai Bulan Depan
Para bankir menyatakan, industri perbankan sudah berusaha menurunkan suku bunga kredit.
Plt Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu misalnya, menyatakan bahwa suku bunga BTN sudah turun. Namun untuk suku bunga kredit eksisting, pihaknya masih berusaha menurunkan itu.
"Lending rate actually sudah turun, sama (kebijakan) restrukturisasi sebenarnya (sudah membuat) bunga (kredit) turun juga," ungkap Nixon dalam konferensi pemaparan kinerja BTN sepanjang 2020.
Begitu juga dengan Bank Mandiri. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo mengatakan, pihaknya sudah menurunkan suku bunga perbankan, baik suku bunga deposito maupun suku bunga kredit.
Penurunan suku bunga kredit paling besar terjadi pada suku bunga dasar kredit (SBDK) mikro. SBDK mikro turun sebesar 600 bps dari 17,5 persen di Desember 2019 menjadi 11,5 persen di tahun 2020.
"Di sisi lain kita juga melakukan adjustment atas suku bunga kredit tentunya, karena kita sudah menurunkan suku bunga dasar kredit, turunnya bervariasi," ujar Sigit.
Baca juga: Mulai Bulan Depan, Beli Motor dan Mobil Baru Bisa DP 0 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.