JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, peritel modern siap mengenakan sanksi tegas kepada karyawan yang menjual rokok kepada anak di bawah usia 18 tahun.
Ketua Umum DPP Aprindo Roy N Mandey menegaskan, peritel dilarang menjual rokok kepada anak di bawah usia 18 tahun. Hal ini dilakukan untuk mendukung target pemerintah dalam menurunkan perokok anak di Indonesia.
“Masing-masing peritel telah melakukan briefing kepada para pekerja seperti kasir maupun SPG. Akan mudah terdeteksi melalui pantauan CCTV. Sanksinya tegas mulai dari skors, potong gaji, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/2/2021).
Ketua Umum DPP Aprindo Roy N Mandey mengatakan, untuk mendukung pengurang perokok anak, pihaknya ikut dalam mengamankan rokok supaya tidak dikonsumsi oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012.
“Konkretnya, kalau kita menjual rokok, posisinya ada di depan kasir supaya kelihatan oleh penjual, sehingga mudah mendeteksi siapa yang membeli rokok," ujarnya
Baca juga: Kemenkeu Ramal Produksi Rokok Turun, Banyak Orang Tak Sanggup Beli
Selain itu, bagi pembeli yang menggunakan baju sekolah dipastikan tidak akan dilayani. Serta, Aprindo juga bekerja sama dengan perusahaan rokok untuk bersama-sama mensosialisasikan bahaya rokok.
Menurutnya, peritel selalu diajak dan diingatkan oleh asosiasi untuk melarang pembelian rokok pada anak dibawah umur. Di sisi lain, peritel juga diyakini telah menyampaikan ketentuan itu pada para pekerjanya.
Ia mengatakan, pada dasarnya gerakan cegah perokok anak harus dilakukan secara terus-menerus sehingga hasilnya lebih optimal, realistis, dan konkret.
Oleh sebab itu, para peritel akan lakukan pertemuan setiap minggunya untuk memperbaharui informasi dan peraturan terkini.
Baca juga: 3 Cara Meningkatkan Nilai Brand Bisnis Anda
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.