Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Promosikan Ganja sebagai Tanaman Komersial

Kompas.com - 22/02/2021, 08:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BANGKOK, KOMPAS.com - Pemerintah Thailand mempromosikan ganja sebagai tanaman komersial. Diharapkan tanaman ini bisa menjadi sumber pendapatan lain bagi petani di Negeri Gajah Putih tersebut.

"Setiap orang berhak menanam mariyuana (ganja) tetapi bermitra dengan rumah sakit provinsi untuk keperluan medis," ujar Wakil Juru Bicara Pemerintah Traisulee Traisoranakul dikutip dari Bangkok Post, Senin (22/2/2021).

Menurut dia, hingga saat ini sudah sebanyak 2.500 rumah tangga di Thailand dan 251 rumah sakit provinsi telah secara legal menanam 15.000 tanaman ganja.

Baca juga: Kementan Jelaskan Aturan Budidaya Ganja Jadi Tanaman Obat

Pengumuman yang mendorong penanaman ganja ini muncul setelah Thailand pada tahun lalu menghapus bagian tertentu dari ganja dan rami dalam daftar narkotika.

“Kami berharap ganja dan rami (varietas lain dari cannabis) akan menjadi tanaman komersial utama bagi petani," imbuhnya.

Pihak yang dapat mengajukan izin untuk menanam ganja juga berlaku bagi universitas, perusahaan komunitas, profesional medis, dan perofesional pengobatan tradisional.

"Mereka yang tertarik menanam ganja harus meminta persetujuan dari pihak berwenang," kata Traisoranakul.

Seiring dengan legalitas penanaman, maka tanaman ganja juga dapat digunakan dalam makanan dan minuman di restoran. Traisoranakul bilang, ganja yang digunakan harus berasal dari produsen yang disetujui negara.

Medical Marijuana Institute pun bakal mengadakan sesi informasi bagi investor dan publik pada bulan ini mengenai penanaman dan penggunaan ganja.

Sementara produsen obat negara, Government Pharmaceutical Organisation menyatakan, bakal membeli ganja dari perusahaan komunitas yang telah disetujui dengan harga hingga 45.000 bath atau Rp 21,1 juta per kilogram (kurs Rp 469 per bath) untuk tanaman ganja yang mengandung 12 persen cannabidiol (CBD).

Baca juga: Daftar Lengkap Negara di Dunia yang Melegalkan Perdagangan Ganja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com