JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah korporasi di Amerika Serikat (AS) telah membeli dan menyimpan Bitcoin sebagai aset, bahkan sudah menikmati keuntungan.
Korporasi tersebut antara lain Tesla Inc dan Microstrategy Inc.
Kedua perusahaan itu pun diperkirakan telah mengantongi keuntungan yang besar seiring melonjaknya harga Bitcoin beberapa waktu belakangan.
Baca juga: Tesla Diproyeksi Raup Keuntungan Rp 8,4 Triliun dari Pembelian Bitcoin
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, Tesla membeli Bitcoin sebanyak 43.000 BTC beberapa waktu lalu.
Saat itu, harga aset digital tersebut hanya berkisar 35.000 dollar AS atau Rp 490 juta.
Kemudian, hanya hitungan minggu nilai Bitcoin pun naik drastis.
Pada platform jual beli aset kripto Indodax, harga Bitcoin sudah mencapai 58.000 dollar AS per BTC (satuan Bitcoin) atau sekitar Rp 812 juta (kurs 14.000 per dollar AS) pada hari ini, Senin (22/2/2021).
"Maka tentunya, perusahaan tersebut (Tesla) mengalami keuntungan yang fantastis seiring meningkatnya harga Bitcoin,” ujar Oscar dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Kembali Cetak Rekor Harga Tertinggi, Valuasi Pasar Bitcoin Kalahkan Tesla
Seiring dengan pertumbuhan harga Bitcoin, total aset Tesla yang awalnya sebesar 1,5 miliar dollar AS.
Namun, kini diperkirakan sudah tumbuh melebihi 2,2 miliar dollar AS.
"Artinya, diperkirakan aset Tesla tumbuh sekitar 4 persen setelah menyimpan dan membeli Bitcoin,” imbuh dia.
Terkait keuntungan yang di dapat oleh Microstrategy, lanjut Oscar, diperkirakan lebih fantastis karena perusahaan ini sudah berinvestasi pada Bitcoin sejak tahun lalu.
Saat itu, Microstrategy membeli Bitcoin di harga yang jauh lebih murah dari Tesla.
Baca juga: Elon Musk Sebut Bitcoin Sedikit Lebih Baik dari Uang Tunai, Mengapa?
Microstrategy saat ini sudah memiliki 72.000 BTC dan nilainya sekitar Rp 57 triliun.
Perusahaan tersebut membeli Bitcoin secara bertahap mulai Agustus 2020 lalu dengan pembelian perdana hanya 21.454 BTC.