Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pagi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Akhirnya Mulai Bangkit

Kompas.com - 23/02/2021, 09:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berada di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (23/2/2021). Demikian juga dengan rupiah yang menguat di pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.24 WIB, IHSG berada pada level 6.271,385 atau naik 16,5 poin (0,26 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.255,31.

Sebanyak 214 saham melaju di zona hijau dan 162 saham di zona merah. Sedangkan 167 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,07 triliun dengan volume2,8 miliar saham.

Baca juga: Memahami IHSG: Pengertian, Manfaat, dan Cara Hitungnya

Bursa Asia pagi ini hijau, dengan kenaikan indeks Hang Seng Hong Kong 0,21 persen, indeks Strait Times Singapura 0,47 persen, dan indeks Shanghai Komposit 0,04 persen.

Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, berdasarkan indikator, MACD, Stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal positif. Namun IHSG masih berpeluang mengalami koreksi jangka pendek.

“Terlihat pola bearish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG,” jelas Nafan dalam rekomendasinya.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pagi ini mulai bangkit.

Melansir data Bloomberg, rupiah pada pukul 09.13 WIB berada pada level Rp 14.110 per dollar AS atau menguat 0,05 persen (8 poin) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp 14.118 per dollar AS.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah pagi ini terdorong oleh pelemahan dollar AS terhadap nilai tukar mata uang negara lainnya. Pelemahan dollar AS terdorong oleh sentimen pemulihan ekonomi global.

“Rupiah kemungkinan bisa menguat terhadap dollar AS hari ini, setelah dollar AS melemah sejak semalam dan pagi ini masih terlihat melemah terhadap nilai tukar lainnya termasuk nilai tukar regional,” kata Ariston.

Sementara itu, Ariston mengatakan, pelemahan rupiah kemarin terhadap dollar AS terjadi karena kenaikan yield obligasi pemerintah AS ke kisaran 1,39 persen. Pagi ini, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat menurun ke 1,36 peren.

Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.050 per dollar AS sampai dengan Rp 14.130 per dollar AS.

Baca juga: Ramai Sentimen Negatif, Rupiah Tak Mampu Bangkit

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com