Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi E-Money dan Flazz Meningkat Sepanjang Tahun Lalu

Kompas.com - 23/02/2021, 15:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan transaksi uang elektronik berbasis kartu mengalami peningkatan dalam beberap bulan terakhir, meskipun pembatasan kegitan sosial masih dilakukan secara ketat.

Tahun ini, transaksinya diperkirakan akan lebih baik dari tahun lalu seiring dengan berbagai langkah penanggulangan Covid-19 yang dijalankan pemerintah.

Kartu uang elektronik juga bakal semakin berkontribusi terhadap pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) ke depan.

Selain ditopang peningkatan transaksi, Bank Indonesia (BI) akan memberlakukan biaya administrasi kepada merchant (merchant discount rate/MDR) atas transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik sebesar 0,5 persen dari transaksi mulai 1 Maret 2021.

Baca juga: Berkinerja Buruk, HSBC Bakal Keluar dari Industri Perbankan Ritel AS

PT Bank Mandiri Tbk salah satu yang mencatatkan tren pertumbuhan uang elektronik kartu. Tren transaksi e-Money per Januari 2020 tumbuh 12 persen secara year on year (YoY) meskipun di awal tahun mulai dijalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ketat.

"Frekuensi transaksi selama bulan Januari tercatat mencapai lebih dari 70 juta transaksi dengan volume lebih dari Rp 1 triliun," kata Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri pada Kontan.co.id, Senin (22/2/2021).

Tahun 2021, Bank Mandiri menargetkan transaksi e-Money tumbuh 10 persen dari tahun lalu sejalan dengan peningkatan kegiatan perekonomian sehubungan dengan berbagai penanggulangan pandemi Covid-19 yang sedang dilakukan. Sementara frekuensi transaksi tahun lalu hampir mencapai 900 juta dengan volume Rp 14 triliun.

Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut hingga akhir tahun, Bank Mandiri menjalankan berbagai strategi seperti terus memperluas acceptance e-money, menyediakan sarana isi ulang, membangun cashless society, meningkatkan produksi kartu, memudahkan akses pembelian kartu untuk customer, edukasi, hingga menghadirkan e-money dengan tampilan desain khusus yang menarik.

Baca juga: Simak, Bank Mandiri Bakal Salurkan KPR DP 0 Persen Buat Segmen Ini

Selain itu, perseroan juga bekerjasama dengan merchant retail offline dan merchant lainnya untuk melakukan program bersama seperti program penjualan kartu dan program top up e-money melalui platform online.

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan transaksi Flazzz pada Desember 2020 tumbuh 10 persen dari bulan sebelumnya. Adapun total transaksinya mencapai 43 juta.

Hera F. Haryn EVP Secretariat & Corporate Communication BCA mengatakan, peningkatan terutama berasal dari sektor transportasi.

Total jumlah uang elektronik Flazz BCA yang beredar saat ini tercatat sebesar 18,2 juta kartu. BCA akan terus melakukan upaya untuk mendorong peningkatan transaksi uang elektronik berbasis cip ini.

Inovasi anyar yang dilakukan adalah top up saldo kini sudah bisa dilakukan lewat gadget.

"Kartu Flazz berlogo baru, kini sudah hadir dengan fitur yang semakin mudah top up lewat mobile banking. Tinggal tempelkan di bagian NFC handphone Anda," kata Hera.

Namun, Hera tidak menyebutkan berapa target pertumbuhan transaksi kartu tahun ini. Kartu ini bisa digunakan untuk melakukan pembayaran tol, transaksi food and beverage, minimarket, supermarket, hipermarket, SPBU, parkir, toko buku, tempat rekreasi, transportasi umum dan lain-lain.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Transaksi kartu e-Money dan Flazz semakin meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com