Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamendag: Perjanjian Perdagangan Beri Insentif Produk Ekspor Indonesia

Kompas.com - 24/02/2021, 12:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, perjanjian perdagangan bebas bermanfaat untuk mendorong diversifikasi ekspor Indonesia, baik dalam perspektif jenis produk maupun negara tujuan.

“Alasannya, perjanjian perdagangan memberikan insentif baik dari sisi tarif maupun nontarif terhadap banyak sekali produk ekspor Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/2/2021).

Ia mencontohkan, seperti perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang memberikan tarif nol persen terhadap sekitar 6.900 jenis produk Indonesia. Hal serupa juga terjadi pada perjanjian dagang lainnya.

"Jadi, ini merupakan kesempatan bagi produk-produk alternatif untuk bisa berkembang,” kata dia.

Baca juga: Tuntut Pembayaran Klaim, Nasabah Bumiputera Datangi Kantor OJK

Selain itu, perjanjian dagang turut membuka pasar-pasar baru yang berkembang dan potensial bagi Indonesia. Setidaknya, ada dua wilayah utama yang ingin dikembangkan yaitu pasar Afrika dan Amerika Selatan, di samping tetap menyasar Eropa Timur, Eropa Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Jerry mengatakan, perjanjian yang baru selesai yaitu Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA) diharapkan bisa menjadi pembuka jalan bagi beragam pasar baru di Afrika bagian tengah dan selatan.

Sedangkan untuk wilayah Amerika Selatan terdapat Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang dinilai terbukti meningkatkan utilitas pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) secara signifikan.

"Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa lebih menembus pasar negara-negara sekitarnya,” imbuhnya.

Baca juga: Uang Nasabah di Tabungan Terkuras, Ini Janji BRI

Menurut Jerry, saat ini terdapat 10 produk ekspor utama Indonesia yang berkontribusi lebih dari 59 persen terhadap total nilai ekspor nasional. Dalam hal pasar ekspor, 10 negara tujuan juga mendominasi kontribusi nilai ekspor Indonesia dengan angka sekitar 60 persen.

Pada Januari 2021, secara kuantitatif nilai ekspor ke beberapa kawasan potensial kerja sama tumbuh cukup tinggi. Ekspor ke Afrika Selatan tumbuh 138,15 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan Afrika Timur tumbuh 57,7 persen.

Selain itu, ekspor ke beberapa kawasan yang sudah memiliki perjanjian kerja sama perdagangan juga tumbuh cukup baik. Pada kawasan Asia Tenggara pertumbuhannya 10,86 persen, sementara Australia tumbuh 22,77 persen.

Jerry menambahkan, dampak positif yang juga didapatkan dari perjanjian perdagangan bagi ekonomi Indonesia adalah meningkatnya investasi di berbagai sektor.

Dia bilang, perluasan pasar dan semakin mudahnya produk-produk alternatif untuk dipasarkan bakal meningkatkan minat investor dalam berbagai skala, baik investasi dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Utang Pemerintah Jokowi Tembus Rp 6.074 Triliun, Mampukah Membayar?

"Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi meningkat seiring dengan penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Kemendag pun berniat menyelesaikan target perjanjian perdagangan secepat mungkin, seperti merampungkan 12 perjanjian perdagangan baru di 2021. Termasuk Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang saat ini memasuki perundingan putaran ke-10.

Oleh sebab itu, lanjut Jerry, untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerja sama dan dukungan seluruh pemangku kepentingan. Perjanjian dagang diharapkan bukan hanya memenuhi target dari segi kuantitas, melainkan juga kualitas.

"Perjanjian perdagangan juga harus memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat secara umum. Maka kami berharap semua pemangku kepentingan berkontribusi dengan memberikan masukan dan ikut memberikan dukungan atas isu-isu krusial, misalnya dalam isu kelapa sawit,” pungkasnya.

Baca juga: Ekuitas Negatif, 33 Emiten Dapat Tato dari BEI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com