Bukan tanpa alasan, bila merujuk pada laman resmi BCA tingkat bunga deposito bank swasta terbesar ini memang cukup rendah. Bunga deposito tertinggi dipatok perseroan sebesar 3 persen untuk seluruh tenor 1 bulan sampai 12 bulan per awal 2021.
Walau begitu, merujuk pada laporan keuangan perseroan di akhir 2020 lalu pertumbuhan dana deposito tetap masif. Tercatat secara tahunan dana deposito BCA naik 14 persen dari Rp 172,77 triliun per 2019 menjadi Rp 196,89 akhir tahun lalu.
Baca juga: Garuda Berharap Penerapan GeNose Bisa Dongkrak Jumlah Penumpang Pesawat
Sedikit berbeda, PT Bank CIMB Niaga Tbk justru mengatakan tren deposito justru menurun. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menuturkan hal ini memang menjadi strategi perusahaan untuk meningkatkan porsi dana murah. "Untuk nasabah prima juga deposito secara umum tidak tumbuh," katanya.
Malah sebaliknya, dana murah CIMB Niaga justru meningkat 14 persen secara yoy tahun lalu. Pihaknya juga tidak menampik bahwa minat nasabah tajir terhadap instrumen investasi di luar deposito memang sedang tinggi-tingginya.
Alhasil, beberapa nasabah pun memilih untuk menggeser dananya ke instrumen seperti obligasi, reksadana bahkan properti yang punya keuntungan lebih besar.
Melihat fenomena bunga simpanan yang dipastikan masih akan turun, Lani juga tidak mematok target untuk deposito, pihaknya hanya memastikan deposito tumbuh flat alias stagnan saja. Sebaliknya, dana murah atau CASA justru dipatok naik dua digit.
Sebagai informasi, per akhir 2020 CIMB Niaga memang membukukan deposito tumbuh negatif. Tercatat deposito turun -4 persen secara yoy dari Rp 87,34 triliun per 2019 menjadi Rp 83,81 triliun akhir tahun lalu.
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Bunga deposito turun, nasabah tajir bank tetap loyal?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.