Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relaksasi PPnBM Mobil Berlaku Hari Ini, Saham-saham Otomotif Menguat

Kompas.com - 01/03/2021, 16:23 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil berlaku hari ini, Senin (1/3/2021).

Sebanyak 21 jenis mobil dengan beragam merek mendapatkan diskon pajak hingga nol persen.

Melansir RTI, saham-saham otomotif dan turunannya pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak menguat.

Baca juga: Kemenperin: Mobil Gunakan 70 Persen Komponen Dalam Negeri Dapat Pembebasan PPnBM

Salah satunya saham Astra International (ASII) yang pada penutupan perdagangan, menguat 3,7 persen di level Rp 5.600 per saham.

Sore ini, ASII mencatatkan net sell asing tertinggi sebesar Rp 234,1 miliar di seluruh pasar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, sentimen DP 0 persen untuk mobil dan tren penurunan suku bunga, menjadi peluang ASII memperbaiki kinerja pada tahun ini.

“Pergerakan harga saham ASII saat ini berada pada batas bawah dari pola up channel, maka secara jangka panjang semestinya tren pada ASII masih berpotensi menguat. Indikator RSI mulai berada pada area oversold atau jenuh jual sehingga menarik untuk dicermati mengingat pergerakan harga saham mulai dikategorikan murah,” kata Nafan kepada Kompas.com.

Baca juga: PPnBM 0 Persen Mulai Berlaku, Ini Sederet Jenis Mobil dan Alasan Pemberian Insentif Diskon Pajak

Nafan mengatakan, potensi pemulihan ekspor otomotif pada kuartal I tahun 2021 dan trend bullish pada harga komoditas CPO, emas, dan batu bara diharapkan mampu meningkatkan kinerja Astra pada tahun ini.

Di sisi lain, sentimen dari optimisme pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh program vaksinasi massal secara berkesinambungan juga mendukung prospek positif pada sektor otomotif.

Selain itu, periode bulan puasa dan Idul Fitri juga mendukung optimisme kenaikan permintaan pada kendaraan.

Selain ASII, beberapa saham otomotif sore ini juga menguat, seperti Saham Astra Otoparts (AUTO) naik 0,9 persen di level Rp 1.060 per saham.

Saham IMAS naik 1,8 persen di level Rp 1.355 per saham, dan saham perusahaan komponen otomotif Garuda Metalindo (BOLT) juga naik 2,1 persen di level Rp 705 per saham.

Baca juga: INFOGRAFIK: Aturan Terbaru Diskon PPnBM Mobil

Sementara itu, saham pembuat ban Multistrada Arah Sarana (MASA) menguat 6,25 persen di level Rp 1.360 per saham.

Berbeda dengan produsen pembuat ban, Gajah Tunggal (GJTL) yang melemah 1,17 persen di level Rp 845 per saham.

Relaksasi PPnBM ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perindustrian nomor 169 tahun 2021 dan Peraturan Menteri Keuangan nomor 20/PMK.010/2021.

Relaksasi berlaku untuk tipe mobil sedan, dengan kapasitas mesin maksimal 1.500 cc, serta memiliki tingkat kandungan dalam negeri minimal 70 persen.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com