Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Sulitnya Adopsi Kucing | Ketika Kucing Susah Makan | Memberi Kenyamanan untuk Kucing di Rumah

Kompas.com - 01/03/2021, 21:50 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Memiliki hewan kesayangan, kucing misalnya, di rumah itu memberi dampak baik untuk kesehatan fisik maupun kesehatan mental pemiliknya.

Apalagi kucing itu punya pola yang lucu dan menggemaskan ketika diajak bermain.

Namun, masih ada banyak yang mesti diperhatikan tertarik untuk menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan sebagai teman di rumah.

Sebagai contoh, Dokter dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS sempat melakukan survei skala besar: bahwa ada penyakit bakteri demam kucing yang diakibatkan oleh cakaran.

Oleh karena itu, berikut 5 konten Kompasianer dari Kompasiana terkait bagaimana cara mengapdopsi yang baik: dari memerhatian budget khusus untuk kucing hingga susah makan ketika baru diadopsi.

1. Adopsi Kucing Itu Tidak Mudah, Sudah Siapkah Mental dan Budget Khusus?

Kompasianer Indra Mahardika teringat kisah seorang teman yang memiliki hobi memelihara kucing rasa jenis Persia.

Ketika itu temannya membeli kucing Persia sejak masih kecil seharga 350 ribu di pasar hewan di Kota Malang.

Dengan harga yang cukup mahal itu, akhirnya Kompasianer Indra Mahardika dijelaskan oleh temannya tadi karena memelihara kucing harus siap mental dan budget khusus.

"Bandingkan dengan makanan sehari-hari khususnya anak kos yang selalu ngirit. Saya kadang tertawa sendiri melihat tingkah teman yang membeli makanan kucing ratusan ribu," tulis Kompasianer Indra Mahardika. (Baca selengkapnya)

2. Pecinta Kucing Jangan Lupa Keseimbangan Ekosistem

Kompasianer Akhlis Purnomo paham betul kalau pecinta kucing yang sebelum mengadopsi mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan anggaran.

Biayanya juga tidak tanggung-tanggung, seperti untuk memberi pakan secara teratur, memeriksakan ke dokter hewan jika sakit, pengebirian, aksesori, dan sebagainya.

"Tidak ada salahnya memang menimbang-nimbang soal finansial dan perawatan serta keamanan kucing yang akan diadopsi, tetapi sebetulnya ada isu yang sering terlupakan oleh kita dan terutama para penyuka kucing di Indonesia," lanjutnya.

Namun, Kompasianer Akhlis Purnomo lebih menegaskan terhadap ekosistem yang terbangun ketika mengadopsi kucing.

"Jika terjadi perubahan dalam satu elemen di ekosistem sedikit saja, dampaknya pasti juga akan terasa," tulis Kompasianer Akhlis Purnomo. (Baca selengkapnya)

3. Ketika Adopsi Kucing, tapi Susah Makan

Kompasianer Sahat Marihot menulis, ketika adopsi kucing terkadang kita tidak mengetahui kondisi kesehatannya.

Apalagi setelah kita mulai coba adopsi dengan memeriksa kesehatannya, ternyata sesampainya di rumah ternyata tidak mau makan.

Ada beragam faktor, Kompasianer Sahat Marihot mencontohkan bisa saja kucing yang diadopsi sedang stres.

"Kucing stress dapat dikarenakan belum bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya atau juga jenuh karena jarang bermain dengan kelompok si Kucing" lanjutnya.

Maka, solusianya bisa dicoba untuk membuat kucing betah terlebih dulu pada lingkungan barunya. (Baca selengkapnya)

4. Berikan Kenyamanan untuk Si Manis

Kucing atau biasa disebut "si manis" merupakan binatang yang sangat lucu dan menggemaskan.

Menurut Kompasianer Iin Andini, kucing memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki mata yang indah, wajah yang menggemaskan, dan tingkah yang lucu.

Kompasianer Iin Andini berbagi pengalamannya ketika mengadopsi kucing sekitar 8 tahun. Mancung, nama kucingnya.

"Mancung adalah salah satu kucing yang beruntung menurut saya karena mendapatkan perhatian dan kasih sayang dibandingkan kucing liar yang berada di luar sana," lanjutnya.

Akan tetapi, dalam catatan yang dibuat Kompasianer Iin Andini, Si Mancung merupakan kucing liar datang ke rumah bersama Induknya. (Baca selengkapnya)

5. Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Mengadopsi Kucing

Ketika kamu sudah memutuskan untuk memelihara kucing di rumah, maka ada hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk itu. Sekadar suka karena pola tingkahnya yang lucu saja tidak cukup.

Kompasianer Desy mengingatkan, seekor kucing juga termasuk makhluk hidup, sama seperti manusia yang memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi.

Paling tidak ada 4 hal yang diperlukan bagi orang-orang yang ingin mengadopsi kucing, seperti yang ditulis Kompasianer Desy ini.

"Hal pertama yang harus diperhatikan bila ingin mengadopsi seekor kucing adalah dengan memperhatikan bentuk dari kucing itu sendiri, apakah termasuk kitten atau sudah termasuk kucing dewasa," tulisnya.

Karena menurutnya memulai dengan mengadopsi seekor kitten (anak kucing) bila dibandingkan dengan kucing dewasa. (Baca selengkapnya)

Untuk mengikuti dan/atau menulis terkait topik serupa, bisa ikuti Topik Pilihan Kompasiana di sini: Adopsi Kucing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com