Ada yang membingungkannya ketika itu: rumah yang didatangi selalu berbeda, padahal yang dikunjungi orang sama. Setelah diceritakan, ternyata Bibinya itu selalu ikut suaminya yang berpindah tempat karena urusan kerja.
Sederhananya: Bibinya Kompasianer Syarifah Lestari in tidak ingin menjalani LDR dengan suami, jadi ke manapun suaminya bertugas selalu ikut.
"LDR sebaiknya dilakukan sesingkat-singkatnya, pada momen tergenting yang urusannya antara hidup dan mati. Jika masih ada opsi lain, lebih baik pilih selain LDR," tulis Kompasianer Syarifah Lestari. (Baca selengkapnya)
3. Tidak Semua Orang Mampu Menjadi Pejuang LDR
Menjalani LDR bukanlah hal yang mudah dan ringan. Hal itu membutuhkan keteguhan hati, kesabaran, kepercayaan, dan kesetiaan.
Selain itu, menurut Kompasianer Wiwin Zein, antara kedua pihak harus ada komitmen dan saling mengerti.
"Menjalani LDR memang berat, sebab tidak semua orang mampu memiliki keteguhan hati, kesabaran, kepercayaan, dan kesetiaan," lanjutnya.
Namun, ada satu hal yang ditegaskan oleh Kompasianer Wiwin Zein terkait LDR ini: tidak semua orang bisa menjaga komitmen dan saling mengerti. (Baca selengkapnya)
4. Pernah Kandas Menjalani LDR, Ternyata Ini Kuncinya!
Pengalaman pertama memang selalu berkesan, seperti itulah Kompasianer Firman menceritakan hubungan LDR yang pernah dialaminya.
Ya, hubungan itu memang pada akhirnya kandas, tapi dari pengalaman itu Kompasianer Firman kini tahu kunci untuk menjalani LDR: butuh waktu untuk bisa saling percaya.
"Rasa curiga dan was-was ketika LDR-an itu wajar dan lumrah bagi yang sedang menjalani," tulisnya.
Tapi, biar bagiamanapun curiga berlebihan terhadap pasangan pun tentu tidak baik, bisa jadi kamu nanti dicap oleh pasanganmu sebagai seorang yang posesif hingga toxic.
Pasanganmu, lanjut Kompasianer Firman, akan merasa kalau dia seperti sedang dikekang karena banyak aturan-aturan yang membuatmu tidak bisa bebas lagi. (Baca selengkapnya)
5. Dari LDR, Ternyata Kita Belajar 3 Perkara Istimewa Berikut