Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Listrik Tenaga Surya Makin Murah, PLTU akan Bersaing dengan Energi Terbarukan

Kompas.com - 02/03/2021, 19:42 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif listrik yang bersumber dari pembangkit tenaga surya (PLTS) semakin murah, seiring dengan berekembangnya teknologi.

Bahkan, saat ini biaya listrik PLTS sudah lebih rendah dibandingkan yang berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, pada 10 tahun lalu, biaya listrik PLTU hanya mencapai 5,5 sen dollar AS per kWh. Sementara, listrik bersumber dari PLTS membutuhkan biaya mencapai 30 sen dollar AS per kWh.

Baca juga: Unrealized Loss Bisa Terjadi Pada Setiap Investor Pasar Modal, Begini Penjelasannya

Namun dengan munculnya sistem PLTS yang tidak menggunakan baterai, biaya produksi bersumber dari panel surya itu dapat ditekan.

"Energi surya tanpa baterai telah mendekati 3,6 sen dollar AS sampai 3,7 sen dollar AS. Sementara batu bara 5,5 sen dollar AS sampai 6 sen dollar AS," katanya dalam diskusi Kompas Talks, Selasa (2/3/2021).

Sementara itu, biaya listrik yang bersumber dari PLTS dengan baterai masih mencapai 12 sen dollar AS hingga 15 sen dollar AS per kWh. Namun, Darmawan optimistis untuk sistem ini biayanya juga akan terus menurun ke depannya.

"Kan kita berinovasi. Dulu enggak ada baterai lithium sekecil ini," ujarnya.

Baca juga: Sumber EBT di Jawa Tengah Melimpah, Ganjar: Belum Tergarap dengan Baik

Seiring dengan penurunan biaya PLTS, Darmawan meyakini keberadaan dari PLTU akan bersaing dengan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

"Ke depan, PLTU ini akan bersaing langsung dengan pembangkit energi terbarukan," katanya.

Namun, menurutnya keberadaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) masih diperlukan saat ini, mengingat keandalan dari listrik PLTS belum bisa mencapai 24 jam.

"Untuk itu memang PLTD ini sebagai backup," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com