Pada akhirnya pandemi yang menyebabkan terjadi kontraksi terhadap ekonomi kita tentu bisa dilihat dari bagaimana organisasi atau perusahaan mampu melakukan tindakan-tindakan untuk menyesuaikan dengan keterbatasan mobilisasi dan interaksi. (Baca selengkapnya)
2. Tesla Bukan Satu-satunya Solusi untuk Indonesia
Kompasianer Richad Ade melihat ramainya perbincangan terkait Tesla dan Elon Musk yang lebih memilih India daripada Indonesia untuk membuka pabrik mobil listrik.
Tesla memang menjadi perusahaan yang mencuat dengan teknologi batrei lithium sebagai penampung energi khususnya untuk digunakan pada mobil listrik.
Namun, berbincang tentang energi terbarukan, menurut Kompasianer Richad Ade, seharusnya Indonesia adalah Negara yang sangat ditakuti karena keberadaan agro resources yang begitu melimpah.
Cukup jelas bahwa potensi agraris Indonesia sangat bisa dikembangkan untuk menekan emisi karbon yang menjadi musuh bersama. (Baca selengkapnya)
3. Elegi Toko Buku: Mari Mati Bersama Pelan-pelan
Sejarah berdirinya Ikapi sejatinya tidak dapat dipisahkan dari perkumpulan toko buku.
Sebagaimana yang dituliskan Kompasianer Bambang Trim, pada tahun 1970 berdiri Toko Buku Gramedia yang kemudian menjadi toko buku dengan jejaring terbesar di Indonesia.
Gramedia dan Gunung Agung seperti seiring sejalan menguasai pasar buku dan alat tulis di Indonesia.
"Mal-mal menjadi target mereka sehingga kehadiran mal selalu ditingkahi juga kehadiran kedua toko buku ini. Hanya kemenangan Gramedia terlihat kini dari lahan-lahan strategis yang mereka miliki di berbagai kota di Indonesia," lanjutnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.