Namun, ketika kondisi seperti ini, apalagi mal-mal sudah sepi pengunjung, masih bisakah toko buku diselamatkan? (Baca selengkapnya)
4. Jengkol, antara Aroma dan Permintaan Pasar yang Menjanjikan
Pada masanya, menurut tulisan Kompasianer Ibra Alfaroug, bahwa jengkol di kampungnya tidak untuk dijual, bahkan banyak ditebang dan tidak terlalu diurus oleh petani.
Namun, tepatnya tahun 2015, secara bersamaan hasil bumi mulai punya harga dan selalu ada permintaan; termasuk jengkol.
"Seperti harga jengkol cukup lumayan tinggi, per kilogram ditaksir seharga Rp 8.000 sewaktu musim panen, bahkan lebih mahal dari harga ayam maupun Ikan per kilogram," lanjutnya.
Melihat itu, membudidayakan tanaman jengkol dalam skala besar musti dicoba setidaknya pada lahan yang tidak terurus atau digarap di lahan kosong. (Baca selengkapnya)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.