Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Defisit APBN Indonesia Lebih Baik Dibandingkan India hingga Malaysia

Kompas.com - 03/03/2021, 17:11 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, realisasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2020, lebih baik dibanding berbagai negara lain. Ini terefleksikan dengan hasil dari peningkatan pengeluaran negara terhadap realisasi pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun lalu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit APBN sebesar Rp 956,3 triliun. Angka itu setara dengan 6,09 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit anggaran itu disebut Sri Mulyani lebih rendah dibanding India, Filipina, hingga Malaysia.

"Kita bandingkan dengan India yang defisitnya 13 persen, Filipina di 8,1 persen, dan Malaysia di 6,5 persen," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Soal Dugaan Kasus Suap di Ditjen Pajak, Sri Mulyani: Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat di Awal 2020

Selain realisasi defisit anggaran yang lebih rendah, hasil dari peningkatan anggaran belanja negara juga dinilai lebih baik dibandingkan ketiga negara tersebut. Ini terefleksikan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menilai, meskipun perekonomian Indonesia terkontraksi sebesar 2,07 persen pada tahun lalu, namun realisasi itu masih lebih baik dibanding India hingga Malaysia.

"Mereka dihadapkan kepada kontraksi ekonomi yang jauh lebih dalam. Artinya mereka mengeluarkan anggaran yang lebih besar, namun ekonominya kontraksinya tetap sangat parah," tuturnya.

Meskipun demikian, bendahara negara itu menekankan, pihaknya tidak boleh terlena dengan capaian tersebut. Dengan ancaman virus corona yang masih nyata, Kemenkeu masih perlu menjaga stabilitas APBN Indonesia.

"Indonesia masih perlu menjaga kewasapadaan karena Covid masih menjangkit," ucap dia.

Sebagai informasi, pada tahun ini defisit APBN ditetapkan mencapai 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto atau sebesar Rp 1.006,4 triliun.

Baca juga: Pegawai Ditjen Pajak Terlibat Kasus Suap, Sri Mulyani: Ini Jelas Pengkhianatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com