JAKARTA, KOMPAS.com – Hampir sepekan saham-saham perbankan bank BUKU I dan II terus menunjukkan kenaikan harga saham yang signifikan. Hal ini tentunya menjadi daya tarik bagi investor dalam memperoleh imbal hasil tinggi.
Namun demikian, perlu dicermati bahwa kenaikan harga saham yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity), tersebut tentunya berisiko bagi investor.
Saat ini beberapa bank kecil yang harga sahamnya mengalami perubahan signifikan sedang dipantau oleh bursa, beberapa sudah masuk suspensi.
Baca juga: Saham Bank Kecil Melonjak Terus Dalam Beberapa Hari Hingga Disuspensi, Ada Apa ?
Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, investor perlu berhati-hati, karena pada umumnya kenaikan harga saham yang cukup tinggi juga rawan koreksi, bahkan sahamnya tidak bisa dijual lagi karena suspensi.
“Investor perlu berhati-hati karena harga saham yang pada naik tinggi, rentan profit taking, atau harga saham bisa kembali turun sewaktu-waktu,” kata Kiswoyo kepada Kompas.com, Kamis (4/3/2021).
Kiswoyo mengatakan, kenaikan harga saham bank-bank kecil ini karena isu rencana menjadi bank digital.
Sementara itu, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyebut, pergerakan kenaikan harga saham bank kecil tidak lepas dari rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengubah pengelompokan bank berdasarkan modal inti.
Baca juga: Punya Saham, Obligasi, dan Reksa Dana, Bagaimana Cara Lapor Pajaknya?