Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Tak Ada Hobi yang Gagal | Penasaran Jalani Hobi Aquascape | Hobi Jangan Bikin "Kantong Jebol"

Kompas.com - 04/03/2021, 15:10 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Pernah merasakan menjalani suatu hobi, tapi ketika sedang mencobanya kemudian merasa gagal?

Dalam menjalani hobi, misalnya, kadang kita juga dipengaruhi oleh orang lain sehingga belum tentu memang kita menyenanginya.

Namun, belakangan ini tentu saja pengaruh media sosial lebih besar daripada kita sekadar mendengar langsung hobi oranglain untuk diikuti.

Apalagi jika hobi tersebut menjadi tren, sehingga merasa tidak mengikuti tren jadi kurang upto date.

Selain dari kesenangan, dalam menjalani hobi juga baiknya memang diikuti rasa penasaran yang tinggi.

Apa saja yang mesti diperhatikan ketika menjalani hobi baru? Lantas, jika gagal apakah akan memertahankan atau justru tinggalkan?

Simak konten-konten berikut terkait cara bijak menjalani hobi di Kompasiana ini.

1. Tidak Ada Hobi yang Gagal, yang Ada Keterbatasan Menekuni Hobi karena Faktor Ruangan dan Keuangan

Manusia memiliki beragam hobi, tentu tergantung minat dan kemampuan keuangan masing-masing.

Sebagai contoh, Kompasianer Djulianto Susantio menjelaskan ada yang hobi memelihara tanaman hias, ada yang hobi mengoleksi uang lama, dan ada pula yang hobi mengumpulkan pin.

"Dulu saya memiliki beberapa hobi. Yah, untuk memanfaatkan waktu luang saja. Membuat kliping dari guntingan media cetak, seperti koran dan majalah, sering saya lakukan masa 1970-an dan 1980-an," tulisnya.

Namun, bagaimana jika dari hobi itulah kita bisa mendapatkan manfaat lain, misalnya, penghasilan tambahan.

Dari beragam hobi yang dijalani Kompasianer Djulianto Susantio, ia juga tergabung bersama sejumlah numismatis Indonesia, sebagai contoh, sering mengikuti lelang internasional.

"Tak peduli harga sudah mencapai ratusan juta (setelah dikurs menjadi rupiah), tetap saja terjadi perang 'bid'. Koleksi tanaman hias, kabarnya ada yang pernah terjual seharga Rp50 juta bahkan lebih," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

2. Hobi Baru, Jangan yang Bikin Jebol Kantong

Seiring dengan banyaknya waktu luang di rumah, tulis Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang, agar tidak mengalami kebosanan, bermunculanlah hobi baru yang banyak dikembangkan warga.

Atau, jika mungkin belum bisa dikatakan hobi seperti olahraga misalnya, kegiatan tersebut sangat bermanfaat, bukan?

"Makanya, olahraga senam atau latihan gym, meniru seperti yang dilakukan di pusat kebugaran, menjadi pilihan sebagian orang," lanjutnya.

Beberapa alat atau fasilitas yang biasanya dimiliki pusat kebugaran, ikut dibeli. Tentu biayanya tidak sedikit, apalagi bila menyulap salah satu ruangan di rumah menjadi ruang khusus ngegym. (Baca selengkapnya)

3. Pengalaman Jalani Hobi Aquascape, Ingin Menyerah tapi Tetap Penasaran

Bagi penggemar ikan pasti familiar istilah aquascape, yaitu seni mendesain aquarium.

Hiasan tersebut bisa dengan mengatur tanaman, batu, kayu, serta bahan lainnya agar menciptakan suasana menarik dan indah layaknya ekosistem fauna di alam liar.

"Teman saja belajar otodidak dari YouTube dan mencoba mendesain aquariumnya sendiri. Saya pun tertarik karena suka memelihara hewan dan saya pikir akan menjadi penghias kamar," tulis Kompasianer Indra Mahardika.

Sebagaimana yang dilakukan temannya, akhirnya Kompasianer Indra Mahardika coba untuk membuat aquascape sendiri.

Namun, ketika sudah mencoba, justru ikan yang baru dibeli 2 hari dari pedagang mati.

Ternyata air yang ada di akuarium miliknya masih mengandung banyak kaporit.

"Saya menyadari harusnya saya mempelajari dulu teknik aquascape dan cara memelihara ikan yang baik agar tidak terjadi kejadian yang saya alami," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

4. Agar Awet Menjalankan Hobi

Kegagalan semestinya kita sadari sejak awal --apalagi terkait hobi-hobi baru yang sedang dan/atau akan dijalankan.

Pada masa pandemi muncul beberapa tren yang mampu menggoda masyarakat untuk mengikutinya.

Tren tersebut benar-benar, tulis Kompasianer Prama R. Putranto, memang mampu mengalihkan kekhawatiran dan kecemasan yang dirasakan oleh masyarakat akibat pandemi.

Namun yang kemudian jadi pertanyaannya: apakah dalam menjalankan kegemaran baru itu dapat secara konsisten dilakukan, atau hanya ikut-ikutan saja?

"Memutuskan memilih kegemaran yang akan dilakukan terus menerus karena dapat menjadi salah satu kebahagiaan hati memang perlu dari dalam hati," tulis Kompasianer Prama R. Putranto. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com