Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Alasan Mainstream Putusin Pacar | Seni dari Putus Cinta | "Hubungan Tanpa Status" ala Anak Muda

Kompas.com - 04/03/2021, 18:07 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Ketika kamu putus dengan pasangan, manakah yang lebih dominan dari keputusan itu: logika atau perasaan?

Namun, ada juga karena hal lain, seperti kandasnya hubungan asmara tidak selalu dilatarbelakangi masalah.

Ini juga sering dialami seseorang menginginkan putus meskipun mengatakan masih cinta dengan pasangannya, bukan?

Biasanya terjadi karena hilangnya rasa cinta atau ketertarikan, dan umumnya akan berujung pada putus hubungan jika orang yang bersangkutan tidak merasa ada perbaikan.

Adakah cinta atau perasaan yang bisa dipertahankan dari sesuatu yang sudah tidak nyaman?

Berikut 4 konten Kompasiana terkait bagaimana sebuah hubungan bisa kandas begitu saja.

1. Alasan Mainstream yang Gak Masuk Akal untuk Putusin Pacar

Dalam perjalanan cerita cinta pasti ada momen putus-nyambung; ada kalanya yang memutuskan hubungan atau justru minta untuk putus.

Ada banyak alasan, tapi Kompasianer Irmina Gultom mewajarkan itu karena kebanyakan dari mereka belum sampai berpikiran jauh dalam menjalani hubungan dengan orang lain.

Pernah dalam hubungan pacarannya itu Kompasianer Irmina Gultom menerima ajakan pasangannya untuk break. Lalu, beberapa hari kemudian pasangannya benar-benar minta putus.

" Alasannya karena saya terlalu baik sehingga saya harusnya memperoleh cowok lain yang lebih baik," tulis Kompasianer Irmina Gultom, ketika menerima alasan dari pasangannya.

Selain alasan "kamu terlalu baik buat aku", tentu masih ada banyak alasan lain, seperti "Kamu gak salah, yang salah itu aku". (Baca selengkapnya)

2. Alasan Logis untuk Memutuskan Hubungan dengan Pasangan

Jika tadi alasan-alasan umum yang biasa dilakukan oleh pasangan untuk mengakhiri hubungan, ternyata ada juga alasan logisnya lho.

Kompasianer Himam Miladi menuliskan untuk alasan yang bisa diterima dengan logis itu seperti, pasangan memperlakukan kita dengan buruk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com