Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Naikkan Produksi Padi, Guru Besar IPB Berikan 3 Masukan untuk Pemerintah

Kompas.com - 05/03/2021, 12:42 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto memberikan tiga masukan penting yang harus dilakukan pemerintah agar prakiraan kenaikan produksi padi dapat diwujudkan.

“Pertama, pemerintah perlu memastikan ketersediaan pupuk di level petani,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/3/2021).

Kedua, lanjut Hermianto, lahan usaha tani non-sawah harus ditanami dengan padi ladang atau jenis lain yang sesuai. Dengan begitu, usaha tani padi non-sawah mampu dikerjakan secara optimal.

Ketiga, penyuluhan atau pemberdayaan petani harus dilaksanakan lebih efektif. Hal ini untuk mendorong komando strategi pembangunan pertanian (Kostratani) bekerja secara riil, sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.

Baca juga: Mentan: Kostratani Wujud Membangun Ekosistem Pertanian Lewat Digital

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis adanya potensi peningkatan produksi padi pada 2021 sebesar 4,86 juta hektar (h) atau naik sebesar 26,56 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan produksi terjadi karena panen raya pada awal 2021, terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.

Berdasarkan catatan BPS, jumlah produksi beras pada 2020 mencapai 54,65 juta ton. Angka ini masih lebih tinggi daripada 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton.

Adapun total luasan panen pada 2020 mencapai 10,66 juta hektar dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton (gabah kering giling).

Baca juga: BPS: Ekspor Pertanian Naik, Sektor Lain Turun

Sementara itu, sentra terbesar produksi padi pada 2021 masih meliputi Provinsi Jawa Timur (Jatim), Sulawesi, dan Jawa Barat (Jabar).

Terkait hal ini, Hermanto menilai semua prakiraan BPSitu sangat masuk akal. Sebab, areal tanam di musim ini maupun musim sebelumnya dialiri curah hujan yang cukup, sehingga proses produktivitas tanaman berjalan secara baik.

"Prakiraan BPS itu sangat wajar karena triwulan I 2021 panen padi akan cukup signifikan. Pasalnya, selama dua bulan terakhir 2020 areal-areal padi kita mendapat curah hujan yang cukup memadai,” katanya.

Namun demikian, sambung Hermanto, puncak panen padi akan terjadi pada triwulan II 2021.

Kebijakan Kementan dinilai sudah tepat

Pada kesempatan tersebut, Hermanto mengatakan, kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjaga produksi padi sudah sangat tepat.

“Terutama kebijakan dalam pengadaan benih unggul, penggunaan alat mesin pertanian hingga menyiapkan asuransi usaha tani padi (AUTP) sebagai jaminan dan perhatian terhadap nasib dan kesejahteraan para petani,” katanya.

Hermanto menilai, Kementan mampu menyikapi kondisi pandemi Covid-19 dengan baik. Terbukti, kementerian ini berhasil mendorong petani dalam meningkatkan produksi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com