JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana melakukan swastanisasi terhadap perusahaan pelat merah yang pendapatannya kecil.
Namun, keinginannya ini perlu dibicarakan lebih lanjut dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Badan Pemeriksa Keungan (BPK) RI.
“BUMN yang revenue-nya Rp 50 miliar ke bawah diswastanisasikan saja,” ujar Erick saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional HIPMI 2021, Jumat (5/3/2021).
Mantan bos Inter Milan itu ingin BUMN tak bersaing dengan perusahaan-perusahaan kecil nasional. Dia ingin BUMN bisa bersaing dengan perusahaan berskala internasional.
Baca juga: Erick Thohir: Holding BUMN Ultra Mikro Terbentuk di Kuartal III Tahun Ini
“Ngapain (BUMN) main yang kecil-kecil, mendingan BUMN main yang gede-gede, yang puluhan triliun yang kita bisa juga menjadi garda terdepan bersaing dengan asing,” kata dia.
Erick menambahkan, perusahaan pelat merah harus bisa berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha lokal. Namun, kolaborasi itu harus saling menguntungkan.
“Saya ingin juga BUMN yang revenue bukan cuma ratusan bahkan puluhan, lebih baik enggak usah jadi BUMN, lebih win-win, ngapain BUMN punya perusahaan air minum, BUMN supply aspalnya ke kontraktor BUMN, buat apa. Itu yang sekarang terus mau kita terus kecil-kecilin. Kita tutup-tutupin saja,” ungkapnya.
Pendiri Mahaka Media ini mencontohkan bentuk keberpihakan BUMN ke perusahaan kecil. Salah satunya terjadi pada tender proyek pembangunan jalan tol.
Baca juga: Bertemu 5 Mantan Menteri BUMN, Erick Thohir: Diskusinya Berkesan
Menurut Erick, ada beberapa BUMN yang mundur dari tender tersebut karena melihat swasta lebih feasible untuk menggarapnya.
“Sekarang beberapa jalan tol yang visible untuk swasta masuk, BUMNmundur. Sudah ada dua titik kita mundur, its ok. Tapi ini jangan dilihat ini KKN, Pak Erick KKN sama swasta ini, BUMN disuruh mundur, salah lagi. Makanya ketika kita mundur ada jelas, kenapa, karena tendernya swasta bagus, feasible,” ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.