Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Sampai Proyek Pemerintah dan BUMN Pakai Barang Impor

Kompas.com - 06/03/2021, 08:40 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan pentingnya penggunaan produk-produk dalam negeri.

Jokowi bahkan menyentil proyek-proyek yang dikerjakan pemerintah di kementerian/lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia telah meminta jajarannya untuk meningkatkan pemakaian produksi dalam negeri.

“Saya juga selalu menyampaikan kepada kementerian dan lembaga, kepada BUMN, semua BUMN untuk memperbesar TKDN (Tingkat Komponen dalam Negeri),” kata Jokowi pada Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII HIPMI Tahun 2021, Jumat (5/3/2021), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, sebagaimana dikutip dari laman Setkab pada Sabtu (6/3/2021).

“Jangan sampai proyek-proyek pemerintah, proyeknya BUMN masih memakai barang-barang impor. Kalau itu bisa dikunci, itu akan menaikkan sebuah permintaan produk dalam negeri yang tidak kecil,” sambungnya.

Baca juga: Jokowi Janji Tolak Impor Beras Sejak Nyapres di 2014, Realisasinya?

Ditambah dengan ajakan pada masyarakat untuk cinta dan bangga terhadap produk nasional, ia meyakini Indonesia akan mampu melonjakkan tingkat konsumsi produksi dalam negeri.

Dia menegaskan, Indonesia harus mampu memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri dan daya beli masyarakat yang sangat besar untuk mendongkrak ekonomi nasional.

Dalam kesempatan ini, Jokowi memang kembali mendorong masyarakat untuk menggunakan produk-produk Indonesia dan juga bangga terhadap produksi dalam negeri.

Namun sejalan dengan itu, perlu dilakukan juga peningkatan kualitas produk dengan harga yang kompetitif sehingga dapat bersaing dengan produk sejenis dari luar negeri.

“Untuk menuju kepada sebuah loyalitas konsumen kita pada produk-produk dalam negeri memang ada syarat-syaratnya, kalau harganya kompetitif tentu saja, kalau kualitasnya baik tentu saja. Ini dari sisi produsen harus terus memperbaiki kualitasnya, memperbaiki packaging-nya, memperbaiki desainnya agar bisa mengikuti tren,” terangnya.

Baca juga: Kontradiksi Jokowi: Serukan Benci Produk Asing, Lalu Buka Impor Beras

Di sisi lain, meskipun menggaungkan gerakan bangga buatan Indonesia, Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia menganut keterbukaan ekonomi.

“Saya tegaskan bahwa kita juga bukan bangsa yang menyukai proteksionisme karena sejarah membuktikan bahwa proteksionisme itu justru merugikan, tetapi kita juga tidak boleh menjadi korban unfair practices dari perdagangan dunia,” tegasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyampaikan, Indonesia selalu mengundang investasi dan teknologi maju untuk masuk ke dalam negeri sehingga dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan alih teknologi. Namun hal tersebut diarahkan ke dalam kerja sama yang saling menguntungkan.

“Kita ini maju bersama-sama, jangan mereka dapat untung, kita jadi penonton. Oleh sebab itu, selalu tadi saya sampaikan partnerkan dengan swasta, kita partnerkan dengan pengusaha daerah, partnerkan dengan BUMN,” tegasnya.

Baca juga: Jokowi Minta Cintai Produk Lokal, Bagaimana Nasib Bang Buatan UMKM di Mal?

Ia juga menekankan, agar jangan sampai terjadi praktik-praktik perdagangan yang tidak adil apalagi sampai membahayakan UMKM.

“Sekarang ini banyak praktik-praktik predatory pricing, hati-hati dengan ini, bisa membunuh yang kecil-kecil. Itu yang sudah berkali-kali juga saya sampaikan pada Pak Menteri, khususnya Menteri Perdagangan, agar ini betul-betul dipagari,” tandasnya.

Lebih lanjut, Jokowi menjabarkan, dengan jumlah penduduk sebesar 270 juta jiwa, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar.

“Daya beli rakyat kita juga sangat besar, indeks konsumsi konsumen kita juga terus meningkat di angka 84,9 (persen) pada Januari 2021, setelah sebelumnya turun 79 (persen) di Oktober 2020. Konsumsi rumah tangga kita juga sudah menunjukkan sinyal positif,” ujarnya.

Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2020 masuk 15 besar PDB dunia dan diprediksi sejumlah lembaga dunia akan menempati posisi 5 besar dengan PDB terkuat di dunia. Perekonomian Indonesia pada tahun 2021 ditargetkan tumbuh pada kisaran 4,5-5,5 persen.

Baca juga: Cerita di Balik Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri

“Perbaikan ekonomi Indonesia yang didukung dari sisi demand ini jangan sampai hanya menguntungkan produk dari luar negeri, tapi justru harus bisa meningkatkan konsumsi produk dalam negeri agar tercipta efek domino, sehingga dorongan untuk menggerakkan roda ekonomi di dalam negeri semakin besar,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com