KOMPASIANA---Masih sering merasa jadi korban ghosting? Atau, justru Kamu yang melakukan ghosting pada orang lain?
Ghosting adalah ketika satu individu tiba-tiba menghilang dari kehidupan seseorang tanpa melakukan kontak sama sekali.
Istilah ghosting memang cukup populer belakangan ini; ada pelaku dan korbannya.
Akan tetapi, mengapa orang bisa melakukan ghosting pada orang lain? Apakah takut memutuskan relasi karena mengenal seseorang yang baru?
Namun, yang jauh lebih buruk dari itu, yakni menghidari konflik dengan sengaja. Alih-alih masalah diselesaikan, tapi justru menghindar hingga menghilang.
Inilah 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasian dalam sepekan: dari maraknya perilaku ghosting hingga etika untuk Kamu yang suka memotret makanan.
1. Ghosting dan Untung Rugi Menjadi Ghost Writer
Sama-sama menggunakan istilah "ghost", adakah keterkaitan antara ghosting dan ghost writer?
"Tapi kalau kita melihatnya dari sudut etimologi atau akar katanya, ghosting dan ghost writer punya keterkaitan," tulis Kompasianer Himam Miladi.
Seperti halnya ghosting, menjadi ghost writer itu bisa dikatakan profesi bayangan: ada namun tak bisa dirasakan.
Pada dasarnya konsep ghost writing adalah kita melepaskan semua hak atas pekerjaan kita, lanjut Kompasianer Himam Miladi. Setelah itu, tulisannya diberikan kepada orang atau organisasi atau perusahaan yang mana kita mengikat kontrak kerja. (Baca selengkapnya)
2. Viralnya Dayana dan 3 Pelajaran yang Bisa Dipetik
Sudah hampir 2 Minggu lamanya perbincangan terkait Dayana, YouTuber asal Kazakhstan, masih beredar di media sosial.
Dari viralnya kasus Dayana ini, Kompasianer Steven Chaniago mencatat setidaknya ada 3 hal yang bisa dijadikan pelajaran.
"Poin pertama yang menjadi perhatian dari viralnya Dayana adalah, kita diingatkan bahwa menjadi seorang public figure itu tidak gampang, dan tidak semua orang bisa menjadi public figure," tulisnya.