Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Antara Ghosting dan Ghost Writer | Etika Saat Memotret Makanan | Cerita Berbeda dari "Superman & Lois"

Kompas.com - 06/03/2021, 16:13 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Masih sering merasa jadi korban ghosting? Atau, justru Kamu yang melakukan ghosting pada orang lain?

Ghosting adalah ketika satu individu tiba-tiba menghilang dari kehidupan seseorang tanpa melakukan kontak sama sekali.

Istilah ghosting memang cukup populer belakangan ini; ada pelaku dan korbannya.

Akan tetapi, mengapa orang bisa melakukan ghosting pada orang lain? Apakah takut memutuskan relasi karena mengenal seseorang yang baru?

Namun, yang jauh lebih buruk dari itu, yakni menghidari konflik dengan sengaja. Alih-alih masalah diselesaikan, tapi justru menghindar hingga menghilang.

Inilah 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasian dalam sepekan: dari maraknya perilaku ghosting hingga etika untuk Kamu yang suka memotret makanan.

1. Ghosting dan Untung Rugi Menjadi Ghost Writer

Sama-sama menggunakan istilah "ghost", adakah keterkaitan antara ghosting dan ghost writer?

"Tapi kalau kita melihatnya dari sudut etimologi atau akar katanya, ghosting dan ghost writer punya keterkaitan," tulis Kompasianer Himam Miladi.

Seperti halnya ghosting, menjadi ghost writer itu bisa dikatakan profesi bayangan: ada namun tak bisa dirasakan.

Pada dasarnya konsep ghost writing adalah kita melepaskan semua hak atas pekerjaan kita, lanjut Kompasianer Himam Miladi. Setelah itu, tulisannya diberikan kepada orang atau organisasi atau perusahaan yang mana kita mengikat kontrak kerja. (Baca selengkapnya)

2. Viralnya Dayana dan 3 Pelajaran yang Bisa Dipetik

Sudah hampir 2 Minggu lamanya perbincangan terkait Dayana, YouTuber asal Kazakhstan, masih beredar di media sosial.

Dari viralnya kasus Dayana ini, Kompasianer Steven Chaniago mencatat setidaknya ada 3 hal yang bisa dijadikan pelajaran.

"Poin pertama yang menjadi perhatian dari viralnya Dayana adalah, kita diingatkan bahwa menjadi seorang public figure itu tidak gampang, dan tidak semua orang bisa menjadi public figure," tulisnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com