JAKARTA, KOMPAS.com - PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) pagi ini melakukan pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/3/2021).
Namun, pada penutupan perdagangan sesi I, harga saham UNIQ langsung melesat 34,7 persen.
Melansir RTI, saham UNIQ awalnya ditawarkan dengan harga Rp 118 per saham pagi ini.
Baca juga: GOS Catering Berencana IPO, Begini Persiapannya
Hingga penutupan sesi I, harga saham bertahan di level Rp 159 per saham atau naik 41 poin.
Kenaikan harga saham UNIQ sekaligus menempatkan saham tersebut pada posisi auto reject atas (ARA).
PT Ulima Nitra merupakan perusahaan asal Sumatera Selatan yang bergerak di bidang jasa pertambangan dan jasa sewa menyewa peralatan pertambangan sejak tahun 1992.
Hari ini perseroan melepas 300 juta saham baru atau setara dengan 9,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Dengan harga saham perdana Rp 118 per saham, persoroan menargetkan keseluruhan dana IPO yang terkumpul sebesar Rp 35,4 miliar.
Baca juga: BEI: Akan Ada 2 StartUp yang Siap IPO Tahun Ini
Perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi perjanjian utang dengan opsi konversi senilai Rp 40 miliar setara dengan 10,8 persen dari seluruh total modal disetor penuh setelah IPO dan konversi Utang Konversi.
Dengan demikian, total peningkatan modal yang terkumpul adalah sebesar Rp 74,5 miliar.
Direktur Bisnis Perseroan, Ulung Wijaya mengatakan, dengan IPO, seluruh dana segar yang diperoleh selanjutnya akan digunakan selurunya untuk mendanai kebutuhan modal kerja Perseroan, seperti membiayai kebutuhan bahan bakar (oil and fuel), biaya perawatan (service ringan), spare parts, dan lain-lain.
“Modal kerja juga mencakup kegiatan operasional perusahaan seperti biaya mess, makan karyawan dan perjalanan dinas, dan kebutuhan operasional lainnya, mengingat bisnis Perseroan yang terbilang human capital intensive,” ungkap Ulung dalam siaran pers, Senin (8/3/2021).
Baca juga: Pengamat: IPO Anak Usaha Pertamina di Bidang Energi Terbarukan Prospektif
UNIQ pagi ini dicatatkan dalam papan utama dan masuk dalam Daftar Efek Syariah yang dikeluarkan oleh OJK.
Selain kegiatan usahanya yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan dalam kriteria efek Syariah, pengelolaan risiko yang kuat dari manajemen Perseroan tercemin dari rasio utang yang rendah.
Per 30 November 2020 (un-audited), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) Perseroan tercatat sebesar 0,98 kali.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.