Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swastanisasi Diklaim Bisa Buat BUMN Jadi Lebih Kompetitif

Kompas.com - 08/03/2021, 16:01 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat BUMN, Toto Pranoto menilai langkah Erick Thohir untuk melakukan swastanisasi perusahaan pelat merah yang omzetnya di bawah Rp 50 miliar bukanlah hal baru.

Langkah ini, kata Toto, pernah juga diungkapkan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Bagi Toto, langkah tersebut merupakan hal yang positif. Sebab, saat ini banyak BUMN yang pendapatannya rendah.

“Kenapa jadi penting, situasi BUMN kita kondisinya pareto. Pareto itu ada 110 BUMN tapi top 20 mengenerate total 90 persen lebih pendapatan seluruh BUMN. Hal ini dilakukan supaya Kementerian BUMN lebih bisa fokus memonitor,” ujar Toto dalam webinar Zoomba, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Tak Lapor Penggunaan PMN, Bos BUMN Bisa Dicopot Erick Thohir

Saat ini, lanjut Toto, ada beberapa BUMN yang kondisi keuangannya kritis dimasukan ke Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Nantinya, PPA akan melakukan restrukturisasi pada perusahaan-perusahaan tersebut.

“PPA ini dokternya BUMN sakit, diminta handle dulu operasi mereka, sehingga mereka melakukan proses resctructuring, kemudian menjadi agak sehat dan ditawarkan ke investor yang tertarik takeover,” kata dia.

Menurut Toto, agar proses swastanisasi ini berjalan baik diperlukan prinsip tata kelola yang baik pula. Selain itu, perlu adanya komunikasi yang intensif antara Kementerian BUMN dan DPR

“Sehingga menghindari distorsi informasi atau menghindari apa pun yang menyebabkan proses divestasi mengalami masalah. Komunikasi eksektutif Kementerian BUMn dengan DPR lebih baik agar mudah-mudahan program ini bisa lebih cepat dilakukan. Kita ingin BUMN ke depan lebih sehat dan relatif lebih kompetitif,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana melakukan swastanisasi terhadap perusahaan pelat merah yang pendapatannya kecil.

Baca juga: Jokowi: Jangan Sampai Proyek Pemerintah dan BUMN Pakai Barang Impor

Namun, keinginannya ini perlu dibicarakan lebih lanjut dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Badan Pemeriksa Keungan (BPK) RI.

“BUMN yang revenue-nya Rp 50 miliar ke bawah diswastanisasikan saja,” ujar Erick saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional HIPMI 2021, Jumat (5/3/2021).

Mantan bos Inter Milan itu ingin BUMN tak bersaing dengan perusahaan-perusahaan kecil nasional. Dia ingin BUMN bisa bersaing dengan perusahaan berskala internasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Menko Airlangga: Indonesia Butuh 600.000 Jago Digital Per Tahun

Menko Airlangga: Indonesia Butuh 600.000 Jago Digital Per Tahun

Whats New
Kurangi Emisi di Tambang Batu Bara, Anak Usaha UNTR Bangun PLTS Off-Grid

Kurangi Emisi di Tambang Batu Bara, Anak Usaha UNTR Bangun PLTS Off-Grid

Whats New
Naik 'Feeder' LRT Palembang Akan Dikenakan Tarif, Ini Kisarannya

Naik "Feeder" LRT Palembang Akan Dikenakan Tarif, Ini Kisarannya

Whats New
Pelita Air Tindak Tegas Penumpang yang Bercanda soal Bom

Pelita Air Tindak Tegas Penumpang yang Bercanda soal Bom

Whats New
PT Kliring Berjangka Indonesia Buka Lowongan Kerja hingga 10 Desember 2023, Cek Syaratnya

PT Kliring Berjangka Indonesia Buka Lowongan Kerja hingga 10 Desember 2023, Cek Syaratnya

Work Smart
Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Whats New
HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

Whats New
WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

Whats New
Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Whats New
Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Whats New
Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Whats New
Saham Bank Jago 'Ambles' 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Saham Bank Jago "Ambles" 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Whats New
Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Whats New
Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Whats New
Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com