Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peminat Bank Digital Tinggi, Harga Saham Bank Neo Bergerak Liar

Kompas.com - 08/03/2021, 16:18 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Neo Commerce (Bank Neo) dengan kode saham BBYB sempat masuk dalam pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran pergerakan sahamnya di luar kebiasaan unusual market activity (UMA) akhir Februari 2021 lalu.

Dalam sebulan, saham BBYB meroket 106,06 persen, dan dalam kurun tiga bulan melesat 122 persen.

BBYB juga tidak sekali dua kali mengalami auto reject atas (ARA) karena kenaikan sahamnya di atas 20 persen. 

Baca juga: IHSG Ditutup Negatif, Asing Banyak Lepas Saham BBCA, INCO, dan BMRI

Direktur Utama Bank Neo Tjandra Gunawan mengatakan, kenaikan harga saham BBYB dalam dua hingga tiga bulan terakhir disebabkan oleh antusiasme masyarakat menyambut bank digital.

“Adanya fenomena kenaikan harga saham BBYB secara signifikan dan ARA secara umum sebetulnya antusiasme atau bisa dibilang euphoria dari masyarakat yang melihat bank digital itu adalah sebuah keniscayaan untuk menjawab kebutuhan, sekaligus tantangan saat pandemi Covid-19 sekarang ini,” kata Tjandra dalam public expose (PE) insidentil, Senin (8/3/2021).

Tjandra mengatakan, kehadiran bank digital saat ini diharapkan mampu untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Apalagi, penetrasi bank digital saat ini semakin masif, sehingga masyarakat mulai menilai dan membandingkan berbagai layanan digital perbankan yang ada.

Baca juga: Swastanisasi Diklaim Bisa Buat BUMN Jadi Lebih Kompetitif

“Oleh karena itu, saya percaya antusiasme dan kepercayaan masyarakat kepada bank digital akan semakin tinggi,” tambah dia.

Tjandra mengatakan, antusiasme juga terbukti dari banyaknya bank konvensional yang mulai menawarkan layanan digital dan kemudahan layanan untuk nasabahnya

Saat ini, kata dia, banyak bank konvensional yang sedang memulai proses transformasi ke bank digital.

Di sisi lain, kenaikan harga saham BBYB juga tidak lepas dari kerja sama yang dilakukan oleh Bank Neo untuk mempercepat transformasi digital, di antaranya kerja sama dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud.

“Secara khusus faktor utama kenaikan harga saham BBYB sedikit banyak disebebkan karena adanya informasi bahwa Bank Neo melakukan kerja sama strategis dengan berbagai perusahaan digital multinational. Kerja sama ini untuk mewujudkan perbankan digital yang aman dan terlindungi, kami akan terus bertransfrmasi untuk memberi layanan terbaik, serta kenyamanan kepada customer kami,” kata Tjandra.

Baca juga: Mau Beli Sukuk Ritel SR014? Begini Caranya

Sore ini, saham BBYB ditutup negatif dengan penurunan 6,21 persen (45 poin) di level Rp 680 per saham.

Adapun total transaksi BBYB hari ini sebesar Rp 30,2 miliar dengan volume 42,8 juta saham.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com