Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Niam Dzikri

Direktur Utama TelkomMetra

Bagaimana Teknologi IoT Kelola Distribusi Vaksin Covid-19 ke Seluruh Indonesia

Kompas.com - 10/03/2021, 17:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA sudah memasuki babak baru dalam penanganan pandemi Covid-19, setelah hampir 9 bulan masyarakat Indonesia harus berkutat dengan PSBB.

Awal tahun 2021 ini menjadi titik terang bagi masyarakat Indonesia, dengan wacana distribusi 1,8 juta vaksin Covid-19 siap pakai produksi Sinovac akan dikirim ke Indonesia

Dilansir dari Kompas.com, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 1,8 juta dosis vaksin, ditambah 15 juta dosis dalam bentuk bahan baku. Sehingga saat ini Indonesia sudah mengamankan 168 juta dosis vaksin, dan akan terus bertambah menjadi 370 juta pada tahun 2022.

Jumlah tersebut akan dibagikan kepada 180 juta penduduk, yang setiap orang akan mendapatkan minimal 2 dosis vaksin diberikan secara periodik agar tubuh penerima vaksin mampu melawan infeksi Covid-19.

Karena itulah diperlukan teknologi untuk melakukan pelacakan agar pemberian vaksin bisa tepat sasaran dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Baca juga: Pembebasan Pajak Impor Vaksin Covid-19 Capai Rp 642 Miliar

Tantangan penyebaran vaksin di Indonesia

Program vaksinasi ini akan disebarluaskan ke seluruh wilayah di Indonesia. Namun kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim dengan 17.500 pulau dan sekitar 270 juta penduduk tentu memiliki tantangan tersendiri.

Selain tantangan luas wilayah dan besaran penerima vaksin, Indonesia merupakan negara tropis dengan suhu cenderung tinggi sepanjang tahun, yang menurut The International Air Transport Association (IATA) menjadi penyebab 25 persen kegagalan vaksin tetap efektif.

Hal ini disebabkan oleh distribusi vaksin yang membutuhkan rangkaian distribusi suhu dingin atau biasa disebut cold chain, yang mengharuskan vaksin selalu berada di suhu dingin mulai dari pengiriman sampai dengan usia penyimpanannya. Seperti pada vaksin Sinovac, suhu yang disarankan adalah 2 hingga 8 derajat Celcius.

Oleh karena itu pada proses distribusi vaksin dibutuhkan sensor khusus untuk membantu tenaga kesehatan memonitor infrastruktur pendingin secara real-time, baik selama vaksin dalam pengiriman maupun penyimpanan.

Baca juga: Vaksin Mandiri Dilarang Diperjualbelikan untuk Umum

Teknologi IoT kelola distribusi vaksin

Salah satu kontribusi teknologi yang membantu distribusi vaksin datang dari anak perusahaan Telkom di bawah pengelolaan parenting TelkomMetra, yakni PINS, yang memiliki teknologi untuk mengawal distribusi vaksin dengan sistem pelacakan dan monitor suhu melalui teknologi Internet of Things (IoT).

Untuk memastikan pengemudi tidak keluar dari rute yang sudah ditentukan, PINS menggunakan geofencing yang didukung jaringan satelit Global Positioning System (GPS) dengan parameter menggunakan koordinat.

Perangkat sensor yang digunakan PINS menggunakan baterai yang berasal dari kelistrikan kendaraan, yang akan berfungsi mandiri ketika terputus dari daya utama. Hal ini penting untuk memastikan sensor memonitor lokasi dan suhu dalam jangka waktu yang lama saat melakukan distribusi ke daerah terpencil.

Kendala jaringan yang kerap terjadi di daerah terpencil juga bisa ditangani dengan baik, karena sistem Asset Tracker PINS tetap mampu mengumpulkan data dalam kondisi offline dan mengirimkan log data begitu terkoneksi kembali dengan jaringan secara online.

Kami di TelkomMetra percaya bahwa dalam kondisi pandemi Covid-19, teknologi digital yang dikembangkan PINS harus bisa berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19. Saya juga mengajak perusahaan digital lainnya untuk bergotong royong mengembangkan teknologi apapun yang bisa membantu bangsa ini segera keluar dari pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com