Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bantah Tawarkan Biak sebagai Landasan Peluncuran Roket SpaceX

Kompas.com - 11/03/2021, 10:13 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membantah pernah menawarkan Pulau Biak, Papua, sebagai kawasan pembangunan proyek antariksa SpaceX kepada CEO Tesla Elon Musk.

Hal ini dikemukakan Juru Bicara (Jubir) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi.

"Tidak benar. Tidak pernah menyebut Biak," kata Jodi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: Pemerintah Tawarkan Pulau Biak ke Elon Musk Sebagai Tempat Peluncuran Roket SpaceX, Warga Papua Marah

Terkait lokasi proyek SpaceX, Jodi mengaku belum dapat memastikan.

Sebab, hingga kini, belum ada pembahasan mengenai kawasan yang akan dijadikan landasan peluncuran roket SpaceX.

"Ya kita belum bahas lokasinya di mana, kan harus dikaji bersama dulu," ujar dia.

Pada 11 Desember 2020, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pembicaraan melalui telepon bersama CEO Tesla Elon Musk.

Pembicaraan ini membahas mengenai peluang investasi perusahaan mobil listrik Tesla di Indonesia.

Baca juga: SpaceX Dapat Pendanaan Rp 11,9 Triliun, Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia

Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik.

Selain itu, Presiden juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai launching pad Space X.

Salah satu kawasan yang rencananya jadi target proyek peluncuran roket tersebut adalah Pulau Biak.

Hal itu pun memicu kemarahan masyarakat Papua, terutama warga Kota Biak.

Pembangunan Pulau Antariksa itu dianggap akan menghancurkan ekosistem di Pulau Biak dan membuat warga di sana terancam terusir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com