Beberapa risiko tersebut meliputi asset bubble, ketidakstabilan harga, commodity shock, krisis utang, hingga risiko geopolitik.
Kebijakan countercyclical sendiri merupakan pendekatan kebijakan yang berkebalikan. Misalnya dengan mengurangi pengeluaran tetapi menarik pajak ketika perekonomian booming. Atau meningkatan pengeluaran tetapi memangkas pemungutan pajak di masa resesi.
"Ini sebagian dari konsekuensi kebijakan yang diambil untuk menghadapi pandemi, setiap langkah kebijakan tidak hanya memberi manfaat tetapi ada konsekuensi, demikian juga kebutuhan APBN atau fiskal bersama lembaga lain dalam menangani Covid-19," ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain, ada pula risiko jangka panjang berupa krisis yang disebabkan oleh perubahan iklim, kesenjangan, serta kegagalan keamanan siber.
"Dinamika ini yang merupakan tantangan yang harus terus dilihat dan diwaspadai kemudian direspons jajaran Kemenkeu," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Simak Syarat-syarat Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 14
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.