Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Emak-emak: Beli Cabai Rp 10.000, Isi hanya 7-10 Biji...

Kompas.com - 13/03/2021, 11:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah ibu rumah tangga mengeluhkan harga cabai rawit merah yang melambung tinggi. Harga cabai rawit merah kini mencapai lebih dari Rp 100.000 per kilogram di sejumlah wilayah.

Anggun (27), warga Bekasi ini mengatakan dirinya terkejut saat mengetahui cabai rawit merah sudah seharga Rp 170.000 per kilogram di Pasar Baru Bekasi Timur, tempat ia biasa membeli bahan pangan.

"Kemarin Kamis sempat beli, dan itu enggak bisa di tawar sama sekali. Beli Rp 10.000 isinya cuma 7-10 biji," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (13/3/2021).

Dia mengatakan, menurut pernyataan penjual di pasar kenaikan harga cabai rawit ini dikarenakan musim hujan yang membuat banyak gagal panen. Alhasil harga naik karena pasokan di pasaran tak bisa memenuhi tingginya permintaan.

Baca juga: Cuaca Buruk hingga Banjir Kerek Harga Cabai Hingga Rp 128.000 per Kilogram

"Bahkan, pernah minggu lalu ke pasar dan cabai kosong dong. Enggak ada yang jual. Ada sih beberapa tapi itu cabai yang hampir busuk," kisahnya.

Menurut dia, kenaikan harga komoditas cabai sudah terasa sejak awal tahun, namun yang paling tinggi memang terjadi pada cabai rawit merah. Ia bilang, normalnya harga cabai rawit merah dikisaran Rp 40.000 per kilogram.

Anggun mengaku, dirinya sebagai pecinta pedas memang lebih suka menggunakan cabai rawit merah ketimbang jenis lainnya. Oleh sebab itu, ia tetap membeli cabai rawit merah meski secara kuantitas berkurang.

"Tetap beli cabai rawit merah, tapi yang tadinya biasa beli sekilo sekarang paling setengah aja. Terus diirit-irit seminggu biar cukup," ungkap dia.

Hal yang sama dirasakan pula oleh Riris (45), warga Jakarta Utara ini mengatakan harga cabai rawit merah sudah mencapai Rp 110.000 per kilogram di Pasar Bojong Tarumajaya, tempat ia biasa belanja.

Dia mengatakan, biasanya beli cabai rawit merah secara ketengan Rp 5.000, namun kini hal itu tak bisa lagi karena harga ketengan jadi minimal Rp 10.000.

"Tadinya diketeng 5.000 sekarang enggak dapat, paling sedikit Rp 10.000 itu se-ons kurang," ungkapnya.

Riris bilang, padahal dulu Rp 10.000-Rp 12.000 sudah cukup untuk beli seperempat kilogram cabai rawit merah. Alhasil dia menyiasati harga yang mahal dengan mencampur cabai rawit hijau yang harganya memang lebih murah dari cabai rawit merah.

Baca juga: Ini Kata BPS soal Penyebab Kenaikan Harga Cabai Rawit dan Tahu-Tempe

Menurutnya, kenaikan harga cabai rawit merah paling terasa sejak jelang Imlek. "Sekarang haragnya udah kayak daging sapi. Makannya orang-orang bilang mending makan daging daripada makan cabai," kata dia.

Hotlan (50) warga Cilegon, Banten ini pun merasakan hal yang sama. Harga cabai rawit merah di Pasar Kranggot Cilegon sudah mencapai Rp 120.000 per kilogram.

Menurut dia, harga itu sudah alami kenaikan dua kali lipat sebab normalnya disana cabai rawit merah dipatok Rp 60.000 per kilogram. Kenaikan harga pun sudah terasa sejak akhir tahun lalu.

"Naik dari Desember 2020, tapi paling melambung tinggi yah dua bulan terakhir ini," kata dia.

Hotlan yang juga membuka warung sembako kecil-kecilan di rumah itu, mengaku sangat terdampak dengan kenaikan harga cabai rawit merah. Sebab, penjualannya menjadi sangat turun.

Ia bilang, biasa setiap harinya membeli 1 kilogram cabai rawit merah untuk dijual ketengan, tapi kini hanya beli seperempat kilogram saja paling banyak.

Baca juga: Luas Panen Padi Turun 20.610 Hektar, Kementan Sebut karena Alih Fungsi Lahan

"Harganya kan jadi naik, penjualan pun semakin enggak laku. Jadinya kita enggak dapat duit karena orang-orang pada mikir buat beli," ungkapnya.

Sebagian cabai rawit merah yang Hotlan beli itu pun pada akhirnya digunakan pula oleh dia untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi saat ini penggunaannya juga jauh lebih hemat.

"Yah tetap pakai cabai kalau masak, cuma emang jadi di hemat-hemat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com