Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diimpor dari China

Kompas.com - 15/03/2021, 12:05 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan mulai memasang rel dan bantalan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Rel tersebut berdimensi 60 atau R.60.

Per hari ini, KCIC akan melakukan uji coba rute kendaraan pengangkut rel R.60 di beberapa ruas jalan tol milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Adapun ruas tol yang akan dilalui kendaraan pengangkut rel kereta cepat Jakarta-Bandung ini yakni Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E3 dan E2 (Rorotan-Cikunir), Jakarta-Cikampek, Cikampek-Padalarang (Cipularang), dan Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi).

Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung diimpor langsung dari China dan tiba secara bertahap di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Disebut Biang Kerok Banjir di Tol Padaleunyi, Ini Tanggapan PT KCIC

Dikutip dari People's Daily Online, Senin (15/3/2021), perusahan pembuat Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah China Railway Material Co Ltd. People's Daily Online sendiri merupakan anak People’s Daily, surat kabar yang terafiliasi dengan Partai Komunis China (PKC).

China Railway Material Co Ltd mengirimkan sekitar 8.000 ton rel R.60 yang memang dibuat untuk lintasan kereta berkecepatan tinggi. Rel ini dikirimkan dari Pelabuhan Fangchenggang, Guangxi Zhuang, sebuah daerah otonomi khusus di Selatan China.

Pengiriman dilakukan mulai 28 November 2020. Rel-rel yang dipakai di China sejatinya memiliki panjang 100 meter, namun untuk menyesuaikan dengan teknologi kereta cepat yang dibangun di Indonesia serta memudahkan pengiriman, panjang rel dibuat masing-masing 50 meter.

"Kami mengekspor total 37.900 ton rel besi untuk mendukung pembangunaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ini adalah ekspor perdana kami untuk produk rel berkecepatan tinggi dengan panjang 50 meter buatan China," kata Wang Hui, CEO China Railway Material Co Ltd.

Baca juga: Diminta Taati Rekomendasi Kementerian PUPR, Ini Respons KCIC

"Selanjutnya, (ekspor rel) ini akan memperkuat kerja sama antara China dan negara-negara ASEAN terkait proyek perkeretaapian berkecepatan tinggi," kata Wang Hui lagi.

Ia bilang, agar rel bisa dipakai di Indonesia karena mengharuskan panjang relnya hanya 50 meter, perusahaan sampai perlu membangun fasilitas pemotongan khusus di Pelabuhan Fangchenggang untuk menjamin presisi panjang rel yang akan dikirim ke Indonesia.

Dalam foto pelepasan ekspor rel ke Indonesia yang dirilis People's Daily Online, seremoni ekspor tersebut cukup meriah yang dihadiri para pekerja dan jurnalis.

Sisa kemeriahan acara pelepasan ekspor tampak dari sisa-sisa taburan bunga di area Pelabuhan Fangchenggang saat kapal pengangkut yang akan membawa rel ke Indonesia bersandar.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Dihentikan, Erick Thohir Minta Ini ke PT KCIC

"Keberhasilan ekspor rel 50 meter merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dapat memberikan alternatif bagi negara-negara ASEAN yang ingin bekerja sama dengan China dalam pembangunan rel kereta api berkecepatan tinggi," ungkap Wang Hui.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah kereta cepat pertama di Asia Tenggara dengan standar kecepatan hingga 350 km per jam.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memangkas waktu dua kota tersebut hanya menjadi 40 menit dengan lintasan sepanjang 142,3 km, jauh lebih cepat dibandingkan dengan waktu tempuh kereta api reguler yang saat ini yakni 3 jam lebih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com