Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri Tambah Dana Pencadangan Rp 1 Triliun

Kompas.com - 15/03/2021, 19:58 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kembali membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) khusus kebijakan restrukturisasi kredit sebesar Rp 1 triliun tahun ini.

Dengan demikian, total CKPN khusus relaksasi kredit ini mencapai Rp 5,5 triliun, setelah mampu mempertebal pencadangan Rp 4,5 triliun tahun lalu.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, pencadangan dilakukan untuk mengantisipasi debitur gagal bayar yang berakibat pada pembengkakan rasio kredit macet (non performing loan/NPL).

Baca juga: Kepala BPKP dan Direktur Citibank Masuk ke Jajaran Pengurus Bank Mandiri

"Sehingga jika debitur tidak bisa bangkit, kita sudah siap dengan CKPN yang sudah kita sisihkan, agar tidak terjadi shock to our financial performance di awal tahun depan," kata Siddik dalam konferensi video, Senin (15/3/2021).

Dilihat dari performanya, debitur penerima manfaat relaksasi kredit memang membaik. Saat ini, Bank Mandiri memperkirakan hanya 8 persen dari total baki debet restrukturisasi jatuh menjadi NPL. Angkanya sedikit membaik dari proyeksi tahun lalu sebesar 11 persen.

Proyeksi juga didukung oleh realisasi pembayaran debitur yang menerima kebijakan restrukturisasi. Jumlah total restrukturisasi mengecil jadi Rp 93 triliun pada awal tahun ini dari sebelumnya Rp 123 triliun.

Pihaknya optimistis, nasabah gagal bayar akan semakin mengecil selama vaksinasi berjalan lancar.

"Yang kita mesti aware adalah debitur yang (mendapat) restrukturusasi Covid-19 tahun lalu adalah debitur yang bagus. Debitur tidak pernah menunggak dan NPL. Selama 1 tahun sebagian besar dari mereka sudah bisa menyesuaikan bisnisnya (dan kembali membayar tagihan)," ucap Siddik.

Baca juga: Ada Diskon PPN KPR hingga PPnBM, Ini Kata Bank Mandiri

Lebih lanjut Siddik merinci, hingga kini hanya 0,3 persen hingga 0,4 persen yang sudah masuk kategori debitur gagal bayar.

Sementara untuk debitur yang masih belum pulih 100 persen, bank bersandi saham BMRI ini memberikan restrukturisasi ulang agar memiliki jangka waktu lebih panjang.

Dia menyatakan, debitur yang masih berpotensi menyelesaikan kewajibannya akan dibantu dengan stimulus pemerintah yang termasuk dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Misalnya, subsidi bunga untuk UMKM dan penjaminan kredit untuk UMKM dan korporasi.

"Dari Rp 93 triliun (pun), kita perkirakan ada sebagian debitur di akhir tahun atau awal tahun depan akan menjadi NPL karena tidak bisa bangkit," pungkas Siddik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com