Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Deflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak Buruk, dan Contohnya

Kompas.com - 15/03/2021, 22:50 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deflasi adalah barangkali cukup familiar bagi masyarakat yang seringkali mengikuti perkembangan pemberitaan ekonomi nasional. Apa itu deflasi?

Pengertian deflasi merujuk pada istilah perekonomian di laman resmi Otoritas Jasa Keuangan dalam OJK Pedia, deflasi adalah keadaan yang menunjukkan daya beli uang meningkat dalam masa tertentu karena jumlah uang yang beredar relatif lebih kecil daripada jumlah barang dan jasa yang tersedia (deflation).

Arti deflasi sendiri secara sederhana yakni ketika terjadi penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kebalikan dari deflasi adalah inflasi.

Sekilas deflasi tampak menguntungkan bagi orang karena harga-harga barang dan jasa jadi lebih terjangkau bagi konsumen. Adanya deflasi adalah jalan yang dianggap bisa menghemat pengeluaran lebih besar dibanding sebelumnya.

Baca juga: Apa Itu Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Perhitungannya

Namun deflasi bisa jadi pisau bermata dua, yang berarti bisa merugikan atau berdampak negatif, terutama dalam hal ini produsen barang atau penyedia jasa.

Deflasi yang terjadi secara tajam atau terus menerus bisa merugikan aktivitas jual beli. Penurunan harga barang dan jasa seringkali membuat produsen atau penyedia jasa mengalami kerugian karena penjualan tak mampu menutup biaya produksi maupun biaya operasional.

Jika deflasi semakin parah, tak jarang produsen atau penyedia jasa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mengurangi beban. Semakin tinggi deflasi, semakin tinggi pula potensi PHK tenaga kerja.

Itu sebabnya, deflasi adalah seringkali dikaitkan dengan kondisi resesi. Deflasi seringkali terjadi saat kondisi perekonomian melesu. Roda perekonomian yang melambat terjadi karena permintaan atas konsumsi dan investasi yang anjlok.

Baca juga: Apa Itu APBN: Definisi, Fungsi, dan Tujuan Penyusunannya

Penyebab deflasi

Penyebab deflasi antara lain terlalu banyak barang yang sama yang diproduksi dalam satu waktu. Ini sesuai dengan prinsip ekonomi, semakin banyak pasokan barang di pasar (penawaran), maka harga akan semakin murah.

Penyebab deflasi yang dominan kedua yakni penurunan permintaan. Saat kondisi ekonomi memburuk, perilaku konsumen seringkali menghemat belanja dan menyimpan uangnya untuk kebutuhan yang lebih prioritas.

Hal ini membuat permintaan akan barang atau jasa melemah, sehingga memicu harganya menurun. Penyebab lain dari arti deflasi juga bisa datang dari kebijakan pemerintah maupun bank sentral.

Contohnya kebijakan Bank Indonesia sebagai otoritas monoter terkait suku bunga. Ketika suku bunga tinggi, secara tak langsung mendorong masyarakat cenderung lebih suka menyimpan uangnya di bank karena faktor bunga, hal ini membuat uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit.

Baca juga: Mengenal Apa Itu APBD, Fungsi, dan Tujuan Pembuatannya

Masyarakat yang lebih memilih uangnya disimpan di perbankan membuat permintaan barang dan jasa lesu, sehingga memicu terjadinya deflasi.

Dampak negatif deflasi

Deflasi yang terus menurus atau angka deflasi yang tinggi bisa berdampak buruk pada perekonomian. Deflasi yang berlebihan bisa memicu meningkatnya angka PHK yang secara langsung membuat pengangguran meningkat.

Deflasi ikut berpengaruh pada menurunnya upah minimum. Di Indonesia sendiri, salah satu komponen upah minimum adalah angka inflasi. Jika yang terjadi adalah deflasi yang merupakan kebalikan dari inflasi, maka upah minimum yang ditetapkan bisa lebih rendah.

Deflasi adalah juga bisa mendorong lebih banyak kredit macet di perbankan dan lembaga keuangan. Hal ini diakibatkan karena banyak produsen atau penyedia jasa yang jadi debitur tengah dalam kondisi sulit karena angka penjualannya mengalami penurunan.

Baca juga: Apa Itu Biaya Provisi pada KPR Bank?

Deflasi juga berfek domino pada pendapatan negara yakni pajak. Dengan meruginya produsen barang dan penyedia jasa, otomatis membuat mereka tak bisa membayar pajak sebagaimana saat kondisi normal.

Perhitungan deflasi

Sebagaimana inflasi, arti deflasi juga dihitung dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Dikutip dari laman resmi BPS, deflasi adalah terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran.

Beberapa IHK yang dipakai BPS dalam perhitungan apa itu deflasi antara lain kelompok makanan, minuman, tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, transportasi.

Lalu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga.

Baca juga: Apa Itu Saham: Definisi, Jenis, Keuntungan, Risiko, dan Cara Membeli

Berikutnya kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya.

Contoh deflasi

Deflasi yang cukup tinggi beberapa kali terjadi di Indonesia, baik lingkup nasional maupun daerah. Contohnya deflasi yang dicatat BPS pada September tahun 2019 secara nasional saat sebagian besar komoditas pangan dan bumbu dapur mengalami penurunan.

Saat itu secara nasional, angka deflasi Indonesia yakni sebesar 0,27 persen. Adapun berdasarkan hasil survei yang dilakukan BPS di 82 kota tersebut, terjadi 70 kota yang mengalami deflasi dan 12 kota mengalami inflasi.

Deflasi adalah tertinggi terjadi di Sibolga, Sumatera Utara, yang sebesar 0,94 persen dan deflasi terendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh, Aceh yang sebesar 0,91 persen.

Baca juga: Apa Itu Cadangan Devisa: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com