Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Klaim Stok Beras Berlebih, Kemendag Bilang Perlu Impor

Kompas.com - 16/03/2021, 06:41 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim kalau produksi beras nasional bakal surlus alias produksinya berlebih sampai akhir Mei 2021.

“Secara umum, sampai dengan akhir Mei 2021 ketersediaan pangan pokok seperti beras, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, daging dan gula dalam keadaan cukup,” kata Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono dikutip dari Kontan, Selasa (16/3/2021).

Momon mengatakan, khusus beras diperkirakan surplus 12,56 juta ton beras hingga akhir Mei 2021 karena pada saat ini dalam kondisi petani memasuki masa panen raya.

“Menjelang Ramadhan dan idul fitri, perlu kami laporkan bahwa kementerian pertanian telah melakukan berbagai persiapan. Salah satu mengantisipasi ketersediaan pangan melalui penghitungan neraca kebutuhan dan produksi pangan agar pada saatnya tercukupi,” ujar Momon.

Baca juga: Jeritan Petani: Harga Gabah Lagi Murah, Kok Impor Beras

Penjelasan Kemendag

Sebagai informasi, pemerintah akan membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton di tahun ini. Beras impor akan digunakan untuk menambah cadangan atau pemerintah menyebutnya dengan istilah iron stock.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, rencana impor beras ini telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas, Kementerian Perdagangan bahkan telah mengantongi jadwal impor beras tersebut.

"Iron stock itu barang yang memang ditaruh untuk Bulog sebagai cadangan, dia mesti memastikan barang itu selalu ada. Jadi tidak bisa dipengaruhi oleh panen atau apapun karena memang dipakai sebagai iron stock," jelas Lutfi dalam keterangannya.

Klaim pemerintah, impor sebesar 1 juta ton, yang terbagi 500.000 ton beras impor untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton sesuai kebutuhan Bulog.

Baca juga: Jokowi Janji Tolak Impor Beras Sejak Nyapres di 2014, Realisasinya?

Stok beras perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Muhammad Lutfi meyakini, kebijakan impor beras 1 juta ton beras impor di 2021 tidak bakal menghancur harga gabah di tingkat petani. Menurut dia, langkah ini dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan harga.

"(Impor) ini bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," ujar Lutfi.

Lutfi mengakui, berdasarkan data BPS, produksi beras nasional alami kenaikan tipis 0,07 persen menjadi mencapai 31,63 juta di 2020. Kenaikan produksi pun diperkirakan berlanjut di 2021. Kendati demikian, kata Lutfi, angka produksi tahun ini masih bersifat ramalan.

Baca juga: Mendag Sebut Impor Beras Tidak Akan Hancurkan Harga Gabah Petani

Artinya masih ada kemungkinan mengalami kenaikan atau bahkan penurunan, terlebih mengingat kondisi curah hujan yang tinggi di sejumlah daerah Indonesia akhir-akhir ini.

Oleh sebab itu, pemerintah memerlukan iron stock atau cadangan untuk memastikan pasokan terus terjaga. Penambahan cadangan beras ini yang rencananya akan dipenuhi melalui impor.

Menurut dia, sebagai cadangan, beras impor tersebut tak akan digelontorkan ke pasar saat periode panen raya, melainkan ketika ada kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun operasi pasar untuk stabilisasi harga.

"Kalau pun misalnya angka ramalannya memang bagus, tapi harga naik terus, itu kan mengharuskan intervensi dari pemerintah untuk memastikan harga itu stabil," jelas Lutfi.

Baca juga: Soal Impor 1 Juta Ton Beras, Bulog: Belum Tentu Kami Laksanakan

Lutfi mengatakan, meskipun adanya kebijakan impor namun harga gabah yang diserap Bulog dari petani nasional tidak akan diturunkan.

Respon Bulog

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, rencana pemerintah untuk impor beras 1 juta ton pada tahun ini belum tentu dilaksanakan. Bulog masih akan memprioritaskan penyerapan beras dalam negeri.

"Walaupun kami ada penugasan impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan. Kami akan prioritas dalam negeri yang memang sedang masa panen raya," ujar pria yang akrab disapa Buwas itu dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI.

Menurut Buwas, dalam rapat kordinasi terbatas (rakortas) antarkementerian dan lembaga terkait pangan sebenarnya tidak ada pembahasan yang menyinggung importasi beras. Meski demikian, Bulog mendapatkan penugasan tersebut.

Baca juga: Pemerintah Didesak Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras 1 Juta Ton

"Kami laporkan memang dalam rakortas lalu itu tidak menyinggung masalah impor, tapi kemudian kami dapat penugasan impor 1 juta ton ini," ungkap dia.

Buwas menjelaskan, per 14 Maret 2021, stok beras Bulog mencapai 883.585 ton. Terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 859.877 ton dan beras komersial sebesar 23.708 ton.

Sementara, musim panen raya berlangsung sepanjang Maret-April 2021, sehingga penyerapan beras oleh Bulog pada periode itu untuk CBP diperkirakan bisa mencapai 390.800 ton.

Artinya, setelah panen raya, maka pasokan beras untuk CBP saja sudah lebih dari 1 juta ton. Angka itu dinilai sudah memenuhi ketentuan CBP per tahun sehingga dirasa tak perlu dilakukan importasi beras.

Buwas mengatakan, tren penyerapan beras terus meningkat. Pada minggu kedua Maret rata-rata penyerapan mencapai 3.500 ton per hari, naik dua kali lipat dibandingkan penyerapan di awal Maret yang 1.500 ton per hari.

"Jadi ada kemungkinan karena Maret-April panen raya maka produksi dan penyerapan akan terus meningkat," kata Buwas.

Baca juga: Ini Dalih Pemerintah Terpaksa Impor Beras 1 Juta Ton

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com